Komnas HAM: Arema FC Sebut Penonton ke Lapangan untuk Semangati Pemain
Jumlah korban jiwa diperkirakan lebih dari 125 jiwa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, menyebut pihaknya ikut penyelidikan tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, sejak Senin, 3 Oktober 2022.
Komnas HAM menggali berbagai informasi dan turut melakukan pengecekan. Salah satunya terkait kronologi laga Arema FC melawan Persebaya yang berakhir ricuh, dan menewaskan hingga ratusan orang.
Anam mengatakan pihaknya mendapat pengakuan dari suporter Arema FC atau dikenal Aremania bahwa mereka masuk ke tengah lapangan bukan untuk menyakiti pemain Arema. Ia mengutip pengakuan Aremania, justru mereka ingin memberikan semangat kepada pemain Arema FC usai kalah di kandang sendiri dengan skor 2-3.
"Sempat muncul di awal-awal (peristiwa) bahwa kericuhan dipicu suporter merangsek ke tengah lapangan. Mereka disebut ingin menyerang pemain (Arema FC). Kami telusuri klaim ini. Kami temui beberapa Aremania, termasuk meng-crosscheck para pemain. Mereka merangsek itu karena ingin memberikan semangat dan berkomunikasi dengan para pemain," ujar Anam seperti dikutip dalam video yang diunggah di YouTube Komnas HAM, Rabu (5/10/2022).
Anam mendapat pengakuan bahwa Aremania tetap berbesar hati dan satu jiwa, meski tim kesayangannya kalah. "Mereka mengatakan agar Arema FC jangan menyerah," tutur dia.
Komnas HAM kemudian melakukan cek silang kepada pemain Arema FC, apakah pengakuan tersebut benar.
"Kami berdialog dengan para pemain Arema, termasuk pemain yang terakhir berada di lapangan. Mereka menyampaikan hal yang sama. Mereka bahkan menunjukkan video yang diambil oleh orang lain. Isinya, pemain dan suporter saling berpelukan dan merangkul satu sama lain," kata Anam.
Dia juga menyebut tidak ada satu pun pemain Arema FC yang luka karena dikeroyok Aremania yang kecewa tim yang didukungnya kalah.
"Jadi para pemainnya mengatakan tidak seperti itu (ada penyerangan dari Aremania)," ujar Anam.
Lalu, apa lagi temuan komisioner Komnas HAM ketika berada di Malang?
Baca Juga: Daftar Anggota Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan
1. Komnas HAM sebut kondisi di Stadion Kanjuruhan sempat terkendali
Anam menyebut meski mendapatkan pengakuan yang sinkron antara pemain dan pendukung Arema FC, tetapi Komnas HAM bakal terus mendalami. Sebab, bila dilihat dari sejumlah video yang beredar di media sosial, ada jeda waktu dari wasit membunyikan peluit panjang, hingga akhirnya terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
"Di lapangan itu kondisinya sebenarnya cukup terkendali. Itu bila kita lihat video, lalu mendengarkan dari pihak suporter, perangkat pertandingan hingga pemain, terungkap bahwa kondisi lapangan sempat terkendali selama beberapa menit," kata Anam.
Namun, ia menyayangkan, kondisi yang sempat kondusif itu malah berakhir ricuh. Menurut Anam, sejumlah pihak menyampaikan ke Komnas HAM bahwa kericuhan dipicu adanya penembakan gas air mata.
"Ada sejumlah pihak mengatakan ke kami karena ditembak gas air mata menyebabkan kepanikan, dan menyebabkan ada konsentrasi (penonton) di sana. Di beberapa pintu, ada yang pintunya terbuka meski sempit, tetapi ada juga pintu (akses ke luar) yang masih tertutup. Itu yang membuat banyak jatuhnya korban," tutur dia.
Editor’s picks
Baca Juga: Buntut Kanjuruhan, Mahfud Minta Polri Evaluasi Jajarannya di Jatim