Nestapa ABK RI di Kapal Tiongkok, Lebaran Malah Terdampar di Pakistan
Satu ABK RI meninggal di rumah sakit karena kecelakaan kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nasib tragis berturut-turut dialami oleh kru asal Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Tiongkok. Dua kru bernama Eko Suyanto dan Hamdani terdampar di Pakistan usai dipindahkan oleh kapten kapal di Perairan Somalia.
Eko dan Hamdani bekerja untuk kapal penangkap ikan FV Jin Shung. Berdasarkan keterangan dari Kementerian Luar Negeri, diketahui kapal itu milik perusahan Xianggang Xinhai Shipping Co. Ltd.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha pada Sabtu (23/5) mengatakan laporan mengenai kedua ABK diterima oleh Badan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pada (14/5) lalu. Tetapi, petugas KJRI Karachi baru menemukan mereka di Kapal Chad 3 milik Pakistan pada (22/5).
"KJRI akhirnya berkoordinasi dengan otoritas setempat agar keduanya dapat turun ke darat melalui mekanisme visa on arrival, mengingat Pakistan masih dalam status lockdown," ungkap Judha melalui keterangan tertulis.
Keduanya perlu dibawa ke darat karena berdasarkan pemeriksaan dokter di atas kapal, mereka harus segera dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, sayang, nyawa Eko tidak bisa diselamatkan. Ia meninggal di RS Zaenuddin Karachi pada (22/5) sekitar pukul 22:00.
Lalu, apa langkah Pemerintah Indonesia untuk bisa memulangkan Hamdani ke Tanah Air?
Baca Juga: Ini Kronologi Jasad Awak WNI Dilarung di Somalia dari Kapal Tiongkok
1. ABK atas nama Eko Suyanto meninggal usai mengalami kecelakaan kerja di kapal berbendera Tiongkok
Menurut Judha, Eko diketahui meninggal, usai mengalami kecelakaan kerja. Pria yang sempat bertugas di Jenewa dan Kuala Lumpur itu tidak menjelaskan lebih lanjut kecelakaan kerja macam apa yang dialami oleh almarhum.
Sedangkan, ABK lainnya, Hamdani diketahui mengalami sakit hernia. Judha menjelaskan Kemlu sudah menyampaikan kabar duka kepada keluarga Eko di Tanah Air.
"Kami juga menyampaikan penjelasan mengenai rencana pemulangan jenazah," kata Judha.
Peristiwa ini menambah daftar panjang dugaan kasus penganiayaan yang menimpa ABK Indonesia ketika bekerja di kapal berbendera Tiongkok. Sebelumnya, empat ABK diketahui meninggal di dua kapal berbeda milik Tiongkok. Empat jenazahnya kemudian dilarung di perairan yang berbeda.
Baca Juga: Ini Pelanggaran 3 Agen yang Pekerjakan 14 ABK WNI di Kapal Tiongkok