Orang Tua Aktivis yang Diculik: Kok Bisa Residivis Masih Ada di TNI?
Paian kecewa penculik putranya dijadikan Pangdam Jaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Orang tua salah satu aktivis korban penculikan oleh Tim Mawar Kopassus, Paian Siahaan, mengaku kecewa ketika mendengar Mayor Jenderal Untung Budiharto hendak dilantik sebagai Pangdam Jaya. Sebab, Untung adalah satu dari 11 anggota Tim Mawar yang telah menculik putranya, Ucok Munandar Siahaan, pada periode 1997-1998 lalu.
Sudah 24 tahun berlalu, tetapi keberadaan Ucok hingga kini masih belum jelas. Paian pun tidak tahu apakah putranya itu masih hidup atau sudah mati.
"Kami selaku orang tua korban penculikan, merasa harga diri kami ini sudah semakin diinjak-injak. Artinya, kami tidak lagi dianggap sebagai seorang warga yang seharusnya mendapat perhatian dari presiden," ujar Paian ketika memberikan keterangan pers secara daring di kanal YouTube KontraS, Jumat (7/1/2022).
Ia merasa dikhianati lantaran Presiden Joko "Jokowi" Widodo pernah memanggilnya dan keluarga korban aktivis lainnya sebanyak dua kali. Paian pernah juga bertemu dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko satu kali di lingkungan Istana.
"Di dalam pertemuan itu, kami sudah mengatakan kepada beliau betapa perihnya hati kami yang selama 24 tahun meminta keadilan atas penculikan anak kami," tutur dia.
Namun, alih-alih diberikan keadilan, Paian justru dihadapkan pada kenyataan salah satu penculik putranya tetap mendapatkan karier cemerlang. Bahkan, dalam waktu dekat bakal dilantik menjadi panglima pertahanan di wilayah Ibu Kota.
"Jadi, semakin menjadi jelas bagi kami bahwa tidak ada niat sedikit pun dari pak Jokowi untuk menyelesaikan kasus ini (penghilangan paksa terhadap aktivis) pada periode keduanya. Padahal, di nawacita, beliau sempat menulis bahwa salah satu prioritasnya yaitu ingin menuntaskan kasus pelanggaran HAM di masa lalu," katanya.
Paian semakin bingung karena Untung jelas terbukti bersalah di Mahkamah Militer pada tahun 1999 telah melakukan penculikan terhadap sejumlah aktivis. Ia pun mengakui perbuatannya di hadapan majelis hakim.
"Tapi, mengapa sudah melakukan tindak kejahatan malah masih bisa diterima sebagai anggota TNI dan dapat jabatan sangat mentereng di negara kita ini?" tanyanya.
Apa harapan Paian terhadap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa? Sebab, Andika yang menunjuk Untung sebagai Pangdam Jaya.
Baca Juga: Profil Mayjen Untung Budiharto, Eks Tim Mawar yang Jadi Pangdam Jaya
1. KontraS tuding Jenderal Andika tak cek rekam jejak Mayjen Untung
Koordinator KontraS Fathia Maulidiyanti menegaskan penunjukkan Mayjen Untung sebagai Pangdam Jaya menandakan dalam pemilihan pejabat publik, pemerintah tak melakukan penelusuran rekam jejak. Hal tersebut, kata Fathia, memberikan pesan ke publik bahwa pemerintahan Jokowi enggan memenuhi janjinya untuk mengusut tuntas pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Selain Untung, masih ada eks anggota Tim Mawar lainnya yang kini duduk sebagai pejabat strategis di Kementerian Pertahanan. Jokowi juga merangkul Prabowo Subianto yang memiliki rekam jejak ikut terlibat dalam penculikan aktivis sebagai Menteri Pertahanan.
"Ketika semakin banyak orang yang terlibat dalam pelanggaran HAM berat masa lalu dibiarkan duduk di kursi pemerintahan, maka akan semakin menyulitkan membawa kasus ini ke rana yang seharusnya sesuai dengan UU nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM," kata Fathia dalam jumpa pers yang sama.
Idealnya untuk menghindari adanya konflik kepentingan, pemerintahan Jokowi tak memberikan tempat bagi orang-orang yang memiliki rekam jejak pernah melanggar HAM. Tetapi yang terjadi, Jokowi malah bertindak sebaliknya.
Editor’s picks
"Jadi, ini merupakan tindakan balas budi tanpa melihat pentingnya rekam jejak dalam posisi-posisi tersebut dan sejarah yang seharusnya diselesaikan oleh pemerintah," ungkapnya lagi.
Baca Juga: Menakar Komitmen Jenderal Andika Perkasa di Pucuk Pimpinan TNI