Pangdam Cendrawasih di Papua: Tangkap Anggota KKB Hidup atau Mati!
IDI Papua hentikan sementara layanan kesehatan di Kiwirok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono memerintahkan untuk memburu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), khususnya yang telah membunuh tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Anggota KKB yang merupakan pimpinan Lamek Taplo telah menyerang fasilitas umum, termasuk puskesmas, juga menyiksa para petugas kesehatan. Akibat aksi itu, satu perawat bernama Gabriella Meilani tewas dan didorong ke jurang.
Pernyataan Yogo itu disampaikan kembali oleh Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi. Yogo memerintahkan untuk menangkap anggota KKB dalam keadaan hidup atau mati.
"Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono telah memberikan perintah agar personel TNI yang berada di Distrik Kiwirok Kompleks untuk melaksanakan pengejaran dan penangkapan baik hidup ataupun mati, terhadap para pelaku yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut," kata Bambang dalam keterangan tertulis Puspen TNI, yang dikutip Senin, 20 September 2021.
Saat ini, mereka telah mengirim pasukan tambahan untuk pengamanan dan mengejar para pelaku di wilayah Distrik Kiwirok dan sekitarnya. Selain itu, Bambang juga sudah memberikan bantuan berupa bahan makanan kepada masyarakat di Distrik Kiwirok. Ia mengatakan, bantuan itu dibutuhkan warga setempat karena mereka tidak dapat belanja kebutuhan sehari-hari usai fasilitas umum dibakar oleh anggota KKB pada 13 September 2021 lalu.
Mewakili TNI, Bambang mengucapkan turut berduka yang mendalam bagi keluarga korban dan nakes yang menjadi korban tindak kekerasan KKB. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh anggota KKB sudah di luar batas kemanusiaan.
"Mereka yang sudah mengabdikan diri, meninggalkan keluarga untuk bertugas di daerah terpencil dalam rangka melayani, membantu, dan merawat masyarakat yang sakit tetapi justru mereka yang menjadi korban," kata dia lagi.
Lalu, apakah jenazah Gabriella sudah berhasil dibawa dari Distrik Kiwirok menuju ke Jayapura?
Baca Juga: Kesaksian Nakes di Papua Lihat Rekan Disiksa dan Dibunuh KKB
1. Jenazah Gabriella Meilani masih berada di Distrik Kiwirok
Sementara, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua, dr. Donald Aronggear pada Minggu, 19 September 2021 mengatakan, jenazah perawat Gabriella masih berada di Distrik Kiwirok. "Jenazah menunggu untuk dievakuasi ke Jayapura," ungkap Donald dalam keterangan tertulis.
Ia mengatakan, jenazah Gabriella telah berhasil diangkat dari jurang di kedalaman 300 meter. Proses pengangkatan jenazah tidak mudah karena titik kemiringan jurang nyaris mencapai 90 derajat. Saat mengangkat jenazah, personel TNI Angkatan Darat juga ditembaki oleh anggota KKB.
"Proses evakuasi jenazah oleh TNI terkendala cuaca yang kurang baik dan penembakan," tutur dia lagi.
Namun, sudah ada sembilan nakes yang berhasil dibawa ke Jayapura. Mereka adalah dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.
"Mereka telah dievakuasi ke Jayapura dan semuanya saat ini sedang dalam penanganan medis dan psikis. Mereka mengalami trauma," katanya.
Sedangkan, salah satu dokter yang mengalami luka yaitu dr. Restu telah menjalani operasi. Tangannya patah karena dipukul menggunakan benda tumpul oleh anggota KKB.
Baca Juga: Amnesty: Tragedi Kiwirok Jadi Pengingat Jokowi soal Konflik Papua