Panglima TNI Minta POM Periksa Prajurit yang Geruduk Polres Medan
Mayor Dedi Hasibuan bergerak bukan mewakili Kodam I/BB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan, tindakan Mayor Dedi Hasibuan yang menggeruduk Mapolrestabes Medan pada akhir pekan lalu adalah bentuk pelanggaran. Dia meminta kepada Pangdam I Bukit Barisan dan POM agar segera melakukan pemeriksaan. Yudo kembali menegaskan bahwa ia tidak melindungi prajurit TNI yang terbukti melanggar aturan.
"Saya tidak akan menutup-nutupi. Tidak ada impunitas. Saya sudah sampaikan bahwa kita akan tegas bila ada prajurit-prajurit yang melakukan pelanggaran," ungkap Yudo di Markas Komando Paspampres, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).
Ia juga memastikan bahwa Dedi menggeruduk Mapolrestabes Medan bukan atas nama Pangdam Bukit Barisan atau instansi Kodam, meski Dedi menemui Kasat Reskrim dengan menggunakan pakaian dinas lapangan (PDL). Sebagian rekan Dedi yang ikut menggeruduk bahkan terlihat menenteng senjata api.
Ia menggeruduk Mapolrestabes Medan untuk meminta agar saudaranya berinisial ARH ditangguhkan penahanannya. ARH menjadi tersangka dalam kasus pemalsuan tanda tangan penjualan lahan milik PTPN.
Baca Juga: Prihatin TNI Geruduk Polrestabes Medan, Komisi I DPR Minta Evaluasi
Baca Juga: Prihatin TNI Geruduk Polrestabes Medan, Komisi I DPR Minta Evaluasi
1. Sekitar 40 personel TNI yang menggeruduk Mapolrestabes Medan
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Kolonel (Inf) Rico J. Siagian menjelaskan, puluhan anggota TNI datang ke sana untuk berkoordinasi terkait status penahanan ARH. Ia menepis anggotanya berencana mengintimidasi personel kepolisian. Mayor Dedi merupakan sosok pria yang terlihat di dalam video membentak Kasat Reskrim Polrestabes Kompol Teuku Fathir Mustafa.
"Mayor Dedi Hasibuan itu bertindak sebagai penasihat hukum ARH yang juga merupakan saudaranya. Jadi, Mayor Dedi dan ARH adalah saudara," ungkap Rico kepada media pada Minggu (6/8/2023).
Ia berkilah bahwa sudah terbangun soliditas di tubuh Kodam Bukit Barisan. Sehingga, kedatangan satu atau puluhan personel TNI tidak bisa dipandang negatif.
"Memang kebetulan menanyakan surat dan membawa teman-temannya lah. Tapi, bukan berarti untuk menyerang. Gitu lho. Seperti keadaan saya saat ini kan biasa saja, berdiri di depan puluhan wartawan. Kita jangan melihat 'oh yang datang banyak pasti akan terjadi sesuatu.' Oh, enggak juga," katanya.
Ia juga membantah bahwa Mayor Dedi sengaja mengajak rekan-rekannya yang lain untuk menemaninya ke Polrestabes Medan. Total ada sekitar 40 personel TNI yang menyambangi kantor polisi. Rico menyebut tanpa perlu diajak, personel TNI khususnya yang menangani intelijen akan mendatangi tempat-tempat yang dinilai berpotensi terjadi konflik.
"Oh, ada tentara datang. Semua kan pasti mengantisipasi, takutnya ada permasalahan apa. Yang namanya intelkum kalau ada potensi konflik pasti datang, jadi bukan direncanakan," tutur dia lagi.
Editor’s picks
Baca Juga: Kodam I Bukit Barisan Bantah Personel TNI Geruduk Polrestabes Medan