TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengacara Bripka Ricky: Klien Saya Tak Tahu Putri Dilecehkan di Magelang

Bripka Ricky Rizal kaget ketika diceritakan Putri dilecehkan

Bripka Ricky Rizal, tersangka pembunuhan Brigadir J, saat rekonstruksi di rumah dinas Ferdy Sambo, Selasa (30/8/2022). (IDN Times/Tata Firza)

Jakarta, IDN Times - Bripka Ricky Rizal kini mengikuti jejak Bharada Richard Eliezer (Bharada E) dengan membelot dari skenario yang telah disiapkan oleh Ferdy Sambo terkait pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Melalui kuasa hukumnya, Ricky mengaku tidak tahu ada peristiwa pelecehan seksual yang dialami oleh Putri Candrawathi dan diduga dilakukan Brigadir J di Magelang. Peristiwa itu terjadi pada 7 Juli 2022 lalu. 

"Ketika mereka tiba dari Magelang, Ferdy Sambo bertanya ke Ricky ada kejadian apa di Magelang. Dia menjawab 'saya tidak tahu, Pak'. Karena memang menurut sepengetahuan dia, tidak ada peristiwa pelecehan," ujar kuasa hukum Ricky, Erman Umar kepada media di Jakarta pada Jumat, 9 September 2022 lalu. 

Ia menambahkan, Ricky memang menyaksikan ada pertengkaran antara Brigadir J dengan asisten rumah tangga, Kuat Ma'ruf. Maka, kata Erman, Ricky terkejut ketika mendengar dari Sambo ada peristiwa pelecehan yang dialami Putri dan terjadi di Magelang. 

Ia menjelaskan ketika terjadi peristiwa yang disebut pelecehan tersebut, Ricky tengah bersama Richard menuju ke SMA Taruna Nusantara, sekolah anak Sambo dan Putri. Saat berada di perjalanan, Richard tiba-tiba dihubungi oleh Putri. Mereka berdua diminta segera kembali ke rumah. 

Ketika Ricky dan Richard tiba di rumah, keduanya tak melihat keberadaan penghuni rumah di lantai satu. Maka, Ricky naik ke lantai dua. Di sana, terdapat Kuat Ma'ruf dalam keadaan tegang dan panik. 

"Klien saya bertanya ke Kuat (ART) ada apa? Dijawab oleh Kuat tidak tahu, itu Yosua terlihat mencurigakan. Dia naik dan turun tangga. Pas ditegur malah lari," ujar Erman menirukan pernyataan Ricky yang mengenang kembali peristiwa 7 Juli 2022 lalu di Magelang. 

Sementara, ketika Ricky bertanya ke Brigadir J, personel Polri berusia 27 tahun itu mengaku bingung karena kerap dimarahi oleh Kuat. Erman pun menyadari keterangan masing-masing tersangka dan saksi di Magelang berbeda. Sehingga, sulit membuktikan pengakuan telah terjadi pelecehan seksual. 

Apa yang mendorong Ricky kini berani bersuara ke publik?

Baca Juga: Soal Kekerasan Seksual, Kuasa Hukum Putri: Semua Akan Kami Buktikan

1. Ricky Rizal memutuskan keluar dari skenario Ferdy Sambo usai bertemu istri dan adiknya

Suasana rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Menurut Erman, kliennya berubah pikiran usai bertemu istri dan adiknya. Ricky pun menangis usai bertemu dengan anggota keluarganya itu. 

Keluarga pula yang meminta agar Ricky berbicara jujur terkait tewasnya Brigadir J. "Istri dan adiknya menyampaikan agar terbuka dan berbicara yang benar. Kalau kamu tidak bicara yang benar, maka nama baik bapak kamu yang juga polisi (bisa kena dampak)," tutur Erman di Mabes Polri pada 8 September 2022 lalu. 

Skenario ala Sambo yang dimaksud oleh Erman yakni Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Richard Eliezer. Namun, kata Erman, Ricky sudah mencabut pernyataan tersebut. 

Ricky membantah kronologi versi Sambo dan mengungkap peristiwa sebenarnya. Sikapnya semakin yakin usai polisi mendatangkan keluarganya. 

"Dia berbalik arah itu setelah mungkin Richard (Bharada E) buka dan dia juga didatangi oleh adik kandung serta istri. Mereka kan minta agar Ricky bicara yang benar," katanya. 

Di dalam pembicaraan itu, Erman melanjutkan, sang istri turut mewanti-wanti nasib anaknya. "Ingat anak kamu, bagaimana pun anak kamu akan melihat. Apa mau kamu biarkan dia menyaksikan ayahnya jadi pembunuh? Di situ, dia (Ricky) mulai menangis dan dia mulai bersikap terbuka," ujarnya lagi. 

2. Ricky Rizal menolak perintah Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J karena tak berani

Jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sebelum dimakamkan. (facebook.com/rohani7131)

Kemudian, Erman menjelaskan kliennya menolak perintah dari Sambo untuk menghabisi Brigadir J karena ia tak berani dan tak kuat. Di sisi lain, Ricky mengaku sempat berpikir dalam hati, bukan kah seharusnya Sambo meminta klarifikasi lebih dulu kepada Brigadir J. Ricky kata Erman, sempat tak yakin rencana untuk mengeksekusi Brigadir J benar-benar akan diwujudkan. 

"Bripka Ricky dalam hati sempat bertanya apa benar mau ditembak, karena menurut dia, pasti Brigadir J akan dimintai klarifikasi lagi. Kalau toh misalnya kejadian (ditembak), apa mungkin terjadi di rumah dinas," tutur Erman menirukan kalimat Ricky. 

Di sisi lain, Ricky mengaku tidak melihat apakah Sambo turut menembak secara langsung Brigadir J. Ia mengaku ketika peristiwa eksekusi terjadi pada 8 Juli 2022 di rumah dinas, Ricky berada di belakang Richard Eliezer. 

Ricky pun tidak tahu betul berapa peluru yang ditembakkan Richard ke arah Brigadir J. Pada saat tembakan terjadi, ajudan lain sempat menghubunginya lewat handy talkie. Ajudan tersebut bertanya ada apa karena mereka mendengar tembakan dari luar rumah. 

Ricky, kata Erman, tak melihat wajah Brigadir J karena terhalang kulkas. Ketika selesai menjawab panggilan dan berbalik arah ke Richard, ia melihat Sambo tengah menembak ke arah dinding. 

Baca Juga: Terungkap! Istri Irjen Ferdy Sambo Ajak Brigadir J ke TKP Pembunuhan 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya