TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prabowo Berharap Indonesia Bisa Produksi Jet Tempur 5 Tahun Lagi 

RI belum punya teknologi kunci pesawat tempur

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berharap dalam kurun waktu lima tahun ke depan, Indonesia bisa memproduksi sendiri alutsista jet tempur. Menurutnya, salah satu tantangan yang dihadapi oleh Indonesia yaitu sulit memperoleh teknologi kunci pesawat tempur. Namun, dia optimistis satu saat nanti Indonesia dapat membuat jet tempur sendiri. 

Kini, salah satu cara yang ditempuh oleh Indonesia untuk mewujudkan mimpi itu dengan menggandeng negara lain. Indonesia memilih bermitra dengan Korea Selatan dan terlibat dalam pembuatan jet tempur KFX/IFX.

"Nantinya, kami akan kerja sama lagi dengan negara yang lain. Kami berharap lima tahun lagi Indonesia bisa punya fighters (jet tempur) dan itu produksi dalam negeri," ungkap Prabowo seperti dikutip dari situs Kementerian Pertahanan pada Jumat (28/10/2022). 

Namun, ia mengaku tetap butuh dukungan dari pemangku kepentingan lainnya mendukung alutsista produksi dalam negeri. Menurut Prabowo, sering kali publik lebih terpukau dengan produksi buatan luar negeri. Padahal, alutsista produksi dalam negeri secara kualitas tidak kalah baik. 

"Kemampuan kita tidak jelek. Tapi, kadang-kadang kita selalu kagum dengan semua yang serba luar negeri. Padahal, buatan kita juga oke. Mungkin tidak sekeren penampilan luarnya," tutur dia. 

Sementara, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal (Purn) Chappy Hakim mengatakan saat ini beberapa negara justru sedang memberikan diskon besar-besaran untuk harga jet tempur yang mereka produksi.

Sebab, produsen jet tempur tengah mengembangkan teknologi baru. Salah satunya pesawat tanpa awak atau drone.

Apakah keinginan untuk mengembangkan jet tempur buatan dalam negeri tak dianggap ketinggalan zaman?

Baca Juga: Eks KSAU: RI Dulu Beli 4 Jet Tempur Sukhoi Su-27 karena Diembargo AS

1. Teknologi alutsista yang diproduksi RI tak kalah canggih, menang dipakai kompetisi

PT. Pindad (Persero)

Prabowo kemudian memberikan contoh salah satu teknologi produksi dalam negeri yang kerap dipakai dan sudah diakui keunggulannya adalah senjata buatan PT Pindad. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia yang selalu menjadi pemenang dalam kejuaraan menembak di kawasan Indo-Pasifik menggunakan senjata produksi PT Pindad. 

"Jadi, di Australia ada satu pertandingan antara Angkatan Darat yang diikuti oleh banyak negara. Di situ ada Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Tiongkok, hampir semua negara Asia," kata pria yang juga menjabat ketum parpol itu. 

"Tapi, buktinya Indonesia selalu berhasil menjadi juara umum selama 13 kali dalam 13 tahun, menggunakan senjata Pindad," tutur dia lagi. 

2. Indonesia tetap butuh beli jet tempur dari negara lain untuk keperluan diplomasi

Ilustrasi jet Rafale buatan Prancis (www.aa.com.tr)

Sementara, menurut pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, Indonesia bakal tetap membutuhkan untuk membeli jet tempur dari negara lain. Meski negara lain sedang berlomba-lomba mengembangkan teknologi drone. 

"Tetapi, pesawat tempur tetap dibutuhkan untuk efek deteren (gentar) dan keperluan diplomasi," ungkap Fahmi kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Jumat (28/10/2022). 

Sama seperti kapal perang, jet tempur juga punya beragam peran di luar melakukan peperangan. Antara lain patroli bersama hingga latihan bersama. 

"Bisa juga jadi cara untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia," kata dia.

Ia mengaku paham dengan konsep yang pernah disampaikan oleh Chappy Hakim. Meski Indonesia tak bisa menjadi gajah, bukan berarti Indonesia tak dapat menjadi koloni semut. 

"Makanya, dilihat dari armada perang, Indinesia juga nantinya akan lebih banyak diisi tipe-tipe kecil seperti kapal cepat rudal dan kapal-kapal tanpa awak plus drone laut. Sedangkan, kapal selam dan kapal besar seperti fregat, perusak atau penjelajah tetap dibeli dalam jumlah terbatas. Tapi, itu untuk efek deteren," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Menhan Prabowo Sambangi Pentagon, Bahas soal Pembelian Jet Tempur F15?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya