TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ikut Dipanggil ke Istana, Ini Rekam Jejak Bupati Minahasa Selatan

Tetty sempat dipanggil jadi saksi kasus korupsi di KPK

(Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia) www.instagram.com/@christiany_eugenia_paruntu

Jakarta, IDN Times - Ada kejutan di Istana Negara pada Senin (21/10) ketika Presiden Joko "Jokowi" Widodo dirumorkan sedang sibuk memanggil calon-calon Menterinya. Salah satu sosok yang dipanggil ke Istana dan ikut mengenakan kemeja putih adalah Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Tetty Paruntu. 

Selain dikenal sebagai kepala daerah yang selalu bernampilan fashionable dan mengikuti tren, nama Tetty juga baru-baru ini disorot karena pernah dipanggil sebagai saksi dugaan kasus suap yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namanya disebut-sebut sebagai salah satu pihak yang pernah memberikan suap kepada mantan anggota Komisi VI DPR, Bowo Sidik Pangarso. 

Tetty terpantau tiba di Istana pada pukul 10:07 WIB dengan mengenakan celana hitam dan kemeja putih. Ketika ditanya oleh media perihal kedatangannya ke Istana, Tetty memilih diam. Saat ditanya mengapa ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam, ia menjawab itu memang pakaian bekerjanya sehari-hari. 

"Ini kan memang baju kerja saya," kata dia pada pagi tadi. 

Lalu, seperti apa sosok Tetty dan bagaimana rekam jejaknya selama menjadi Bupati Minahasa Selatan selama dua periode? 

Baca Juga: Bos Mahaka Media Erick Thohir Juga Dipanggil Jokowi ke Istana

1. Tetty merupakan politikus Golkar yang sudah menjabat Bupati Minahasa Selatan selama dua periode

(Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu) www.instagram.com/@christiany_eugenia_paruntu

Tetty lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 25 September 1967. Ia merupakan anak dari mantan rektor Universitas Sam Ratulangi, Jopie Paruntu. Namun, kini ia duduk sebagai Ketua Komisi D DPRD I Sulut.

Sementara, sang ibu, Jenny Y Tumbuan adalah mantan Ketua DPRD II Minahasa Selatan periode 2004-2009. Ibu Tetty juga sempat menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Minahasa Selatan. 

Tetty merupakan salah satu kader unggulan Partai Golkar. Ia duduk sebagai Ketua DPD  Golkar di wilayah Sulawesi Utara. Dengan kendaraan partai berlambang beringin itu, ia sukses duduk sebagai Bupati Minahasa Selatan selama dua periode yakni 2010-2015 dan 2015-2020. 

Di saat Golkar di tingkat pusat tengah berkonflik, Tetty sempat diisukan mundur dari parpol yang telah membesarkan namanya itu. Namun, ia membantahnya dengan tegas dan mengaku tetap setia kepada Golkar. 

"Tidak benar saya telah pindah partai dan menjadi kader partai lain. Saya tegaskan bahwa hingga saat ini saya tetap kader Partai Golkar," kata Tetty pada 2015 lalu. 

Namun, ia tak menampik memang sudah didekati partai lain untuk diusung sebagai bupati di periode selanjutnya. Namanya bahkan santer disebut menjadi calon Gubernur Sulut di Pilkada 2018 lalu. 

2. Bawa Minahasa Selatan yang berutang Rp106 miliar menjadi Kabupaten dengan predikat WTP

instagram.com/@christiany_eugenia_paruntu

Di awal tahun 2019, Tetty pernah mengumpulkan semua ASN di lingkup Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan. Acara itu diisi dengan apel dan ibadah perdana di tahun 2019. 

Ketika memberikan sambutan, Bupati Tetty mengucap syukur karena Minahasa Selatan berhasil meraih gelar Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pembuatan laporan keuangan tahun 2018. Ini merupakan kali kedua Kabupaten Minahasa Selatan dapat gelar WTP. Ia pun berencana untuk meraih gelar WTP ketiga alias hattrick

"Dan kita harapkan di tahun 2019 ini, kita juga akan mencetak hattrick WTP dan itu harus kita kerjakan secara bersama-sama. Brace WTP itu itu akan semakin memotivasi kita semua untuk meningkatkan pengelolaan keuangan yang lebih baik lagi," ujar Tetty pada Januari 2019 lalu seperti dikutip dari media lokal. 

Ia kembali mengenang ketika di awal memimpin Kabupaten Minahasa Selatan, ia diwarisi utang senilai Rp106 miliar. Namun, utang itu berhasil ia bayar. 

Poin lain yang ia sampaikan yakni meminta kepada para ASN untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan styrofoam. Ia meminta agar ASN beralih menggunakan wadah isi ulang sehingga dapat digunakan kembali. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Bupati Minahasa Selatan nomor 182/660.1.BMS/X-2018 tanggal 30 Oktober 2018. Isinya, Bupati meminta komitmen dari masyarakat untuk mengurangi penggunaan styrofoam dan kantong plastik sekali pakai. 

3. Bupati Tetty pernah dipanggil sebagai saksi kasus mantan anggota DPR Bowo Sidik yang diusut oleh KPK

(Ilustrasi KPK) ANTARA FOTO/Muhammad Aditya

Namun, nama Bupati Tetty juga sempat dikaitkan dengan kasus penerimaan suap yang dilakukan oleh mantan anggota DPR dari Komisi VI, Bowo Sidik Pangarso. Bowo yang juga eks politikus Partai Golkar ditangkap KPK karena menerima suap dari PT Humpuss Transportasi Kimia.  

Belakangan, ia diketahui juga menyiapkan sekitar 400 ribu amplop jelang pemilihan legislatif pada (17/4) lalu. Total uang yang ia siapkan di dalam amplop itu mencapai Rp8,45 miliar. 

Kepada penyidik, Bowo sempat 'bernyanyi' dari mana sumber uang untuk amplop serangan fajar. Salah satunya disebut berasal dari Bupati Tetty. Ia pun kemudian dihadirkan di dalam persidangan. 

Jaksa mencecar Tetty karena diduga telah menyuap Bowo agar revitalisasi pasar di Kabupaten Minahasa Selatan bisa terealisasi. Namun, dalam persidangan yang digelar pada (2/10), Tetty membantah telah memberikan suap untuk Bowo. 

"Saya tidak pernah mengusulkan proposal, karena setiap tahun ada pengusulan proposal di setiap dinas terkait dan ketika ada usulan proposal kita harus tanda tangan karena ada usulan dari bawah sampai ke wakil bupati. Mohon maaf juga karena saya di Minahasa Selatan memberi pelimpahan SK ke semua dinas," kata Christiany di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat seperti dikutip dari kantor berita Antara

Walau demikian jaksa berhasil menunjukkan ada sebuah proposal terkait revitaliasi empat pasar yang ditanda tangani oleh Bupati Tetty. Padahal, di dalam dakwaan Bupati Tetty pernah menyerahkan duit senilai Rp600 juta melalui seorang utusan. Uang itu diterima Bowo di Plaza Senayan Jakarta dan Cilandak Town Square. Penerimaan uang terjadi pada Februari 2017 dan tahun 2018. 

4. Bupati fashionable yang sering menenteng tas mewah

instagram.com/@christiany_eugenia_paruntu

Walau usianya sudah memasuki kepala lima, namun Tetty tetap terlihat menawan dan fashionable. Bahkan, ia sempat dijuluki kepala daerah yang paling modis di Indonesia. 

Ia juga diketahui sering menenteng tas mewah seperti Hermes dan Chanel. Seperti dalam unggahan sebuah foto pada Juli 2018. Tetty terlihat mengenakan seragam Partai Golkar berwarna kuning. Di foto yang sama, ia juga nampak menenteng tas Hermes Kelly berwarna senada yang harganya diprediksi mencapai Rp250 jutaan. 

Baca Juga: Bakal Jadi Menteri Jokowi, Nadiem Ternyata Sudah Mundur dari Gojek

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya