TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dari Saudi, Rizieq Shihab Kritik Penegakan Hukum Suka-Suka Pemerintah

Rizieq mengajak massa untuk menumbangkan rezim durjana

Screen shot YouTube

Jakarta, IDN Times - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengkritik penegakan hukum di era pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang dinilainya tidak adil, atau istilah yang digunakan suka-suka. Menurut Rizieq, penegakan hukum hanya tajam ke segelintir orang, namun ke kelompok yang lain tumpul. 

"Santri diadili dan dipenjara, tidak ada belas kasih dari penguasa. Sementara, seorang anak cukong naga membuat rekaman mencaci kepala negara, sebut presiden kacung dan budaknya. Bahkan, mengancam untuk membunuhnya, tapi dengan gagah perwira berkata 'itu hanya lucu-lucuan saja'. Inikah penegakan hukum suka-suka?," tanya Rizieq dalam doa yang ia bacakan dan disiarkan secara live streaming melalui media sosial pada Jumat dini hari (22/2) di sela kegiatan Munajat 212 di area Monas, Jakarta Pusat. 

Rizieq ikut menyerukan agar para pengikutnya dan masyarakat yang pernah mengikuti aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 supaya memutihkan Monas pada Kamis kemarin. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat disebut akan hadir. Namun, belakangan ia disebut tak datang karena tengah berada di luar kota. 

"Tapi, ia menitipkan salamnya kepada kita semua," ujar seorang ulama di atas panggung. 

Lalu, apa lagi yang disampaikan Rizieq? Sebab, walaupun aksi yang digelar di Monas disebut untuk zikir, namun nuansa orasi politis kental terasa. 

Baca Juga: Hadiri Munajat 212, Ketua Umum PAN Dorong Pilpres Jujur dan Adil

1. Koruptor diberi potongan tahanan, namun ustadz tua renta justru tetap dipenjara

Dok.IDN Times/Istimewa

Di saat yang sama, Rizieq turut menyoroti betapa era pemerintahan saat ini malah memberikan keringanan hukuman kepada para koruptor dan pencuri uang negara. Mereka diberikan masa pemotongan tahanan yang banyak. 

"Sedangkan, seorang ustadz yang tua renta walau sudah waktunya bebas, tetap tak dilepas dari penjara. Inikah penegakan hukum suka-suka. Nastagfirullaah?," tanya Rizieq dari Saudi. 

2. Kepala daerah yang mendukung capres nomor urut 02 langsung diperiksa, tapi yang dukung capres nomor 01 dibiarkan

ANTARA FOTO/Reno Esnir

Rizieq juga menyoroti fenomena ketidakadilan dalam kampanye yang dilakukan oleh kepala daerah. Apabila kepala daerah itu mendukungan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, malah langsung diperiksa oleh Bawaslu. 

"Namun, saat puluhan gubernur, bupati dan walikota acungkan jari 01 dukung penguasa, mereka semua bungkam seribu bahasa. Kezaliman tampak sangat kasat mata. Inikah penegakan hukum suka-suka?," kata Rizieq lagi. 

Hal lain yang disebut Rizieq yakni calon pemilih yang memiliki gangguan kejiwaan malah diizinkan oleh Ketua KPU untuk mengikuti pemilu dan mempunyai hak pilih yang sama. 

"Transaksi dan kesaksian orang gila tidak sah. Bahkan, pidana berat pun tidak berlaku bagi orang gila. Namun, demi kepentingan penguasa, suara orang gila pun dianggap sah. Inilah anomali politik paling brutal di dunia. Hukum digerus untuk syahwat penguasa," tutur dia. 

3. Rizieq mempertanyakan mengapa publik mempermasalahkan soal kepemilikan tanah

Istimewa

Doa yang disampaikan oleh Rizieq tak dapat dipungkiri berisi muatan politis. Contoh jelas lainnya ketika ia menyinggung soal kepemilikan tanah Prabowo Subianto yang begitu luas di area Aceh dan Kalimantan Timur. Ia mempertanyakan mengapa publik harus meributkan hal tersebut. 

"Ketika pribumi memiliki beberapa hektar tanah dibuat masalah besar gegap gempita. Tapi, saat asing dan aseng menguasai tanah, jutaan hektar di seluruh negara. Rezim antek nyaman tak resah, pribumi ditindas, sedangkan asing dan aseng diberi kuasa," kata dia lagi. 

4. Rizieq mengajak pengikutnya untuk menumbangkan rezim durjana

Massa yang mengikuti Munajat 212 di area Monas Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)

Melihat begitu banyaknya ketidakadilan, Rizieq mengaku siap melawan kezaliman yang ada. Bahkan, ia mengaku siap untuk menumbangkan rezim durjana. 

"Kami siap tenggelamkan rezim durhaka. Kami siap lenyapkan rezim pendusta, rezim pendukung penista agama. Namun, tanpa izin-Mu kami tidak kuasa, tanpa ridho-Mu kami tak bisa," kata dia. 

Ia melanjutkan apabila rezim angkara murka terus berkuasa, maka agama Islam akan terus dinoda. Sementara, ulama dan pembela umat Islam akan terus dihina. 

Ketika Rizieq membacakan doa tersebut dari Saudi, massa yang memenuhi area Monas tampak mengikuti dengan khusyuk. Usai pembacaan doa dari Rizieq, massa pun memutuskan untuk bubar. 

Baca Juga: Hadiri Malam Munajat 212, Neno Warisman Berpuisi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya