Sofyan Basir Akui Mati Lampu Massal Kemarin Terparah yang Ada di PLN
Mati lampu pada Minggu kemarin menyebabkan Jakarta lumpuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Eks Direktur Utama PT PLN Persero, Sofyan Basir mengakui peristiwa pemadaman listrik berjemaah yang terjadi pada Minggu (4/8) merupakan yang paling parah yang pernah dialami oleh perusahaan plat merah tersebut. Kendati begitu, ia tetap menolak ide ada pihak swasta yang bisa menjual listrik ke masyarakat. Sebab, yang jadi fokus utama bukan lagi pelayanan, melainkan keuntungan semata.
Sedangkan, menurut laporan keuangan PT PLN Persero tahun 2018 lalu, mereka mengaku merugi Rp18 triliun. Sementara, PLN seolah sulit bergerak, mereka juga tak diizinkan untuk menaikan tarif listrik.
"Gak (perlu ada swastanisasi listrik) lah. Kalau (masuk) swasta, nanti orientasinya profit," kata Sofyan sebelum ia mengikuti sidang lanjutan pada Senin (5/8) di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
Lalu, apakah Sofyan dan tahanan di rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut mengalami mati lampu pada Minggu kemarin? Apa pendapat Sofyan soal pemadaman lampu berjemaah yang berlangsung sekitar sembilan jam di Jadebotabek dan Jawa Barat?
Baca Juga: Listrik Padam, Ini Kompensasi dari PLN untuk Konsumen
1. Sofyan menyebut salah satu penyebab mati lampu karena ada pohon di dekat kabel listrik
Ini mungkin terdengar hal yang konyol, tetapi banyaknya pohon di dekat kabel listrik bisa menyebabkan listrik padam. Hal itu, menurut eks Dirut BRI tersebut pernah terjadi.
"Waktu itu karena ada pohon, lalu hujan lebat, sehingga energinya nyamber
Tapi, waktu itu ya," ujar Sofyan tanpa menyebut tahun berapa peristiwa itu terjadi.
Sementara, mati lampu massal yang terjadi pada Minggu kemarin, ia mengaku tak tahu alasannya apa. Sebagai orang nomor satu di PT PLN, Sofyan berharap agar permasalahan pemadaman listrik itu diselesaikan dengan cepat. Apalagi ada begitu banyak masyarakat yang terdampak.
Baca Juga: Jokowi Marahi PLN: Masa Tidak Dikalkulasi, Itu Betul-betul Merugikan!