TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Surya Paloh: Apa Salahnya NasDem Mencalonkan Anies Baswedan?

Anies disebut masih punya hak politik untuk dicalonkan

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (kiri) ketika berdialog dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Negara pada 22 November 2021. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh, tidak paham apa yang salah dari parpolnya mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres pada Pemilu 2024.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memiliki hak untuk dicalonkan dan mencalonkan diri di pilpres mendatang. Persepsi tersebut yang hingga kini belum berhasil disatukan. 

"NasDem menganggap ini apa masalahnya dengan pencalonan seorang WNI yang seutuhnya. Yang punya hak politik untuk dicalonkan dan mencalonkan diri," ungkap Surya ketika diwawancarai di program Ni Luh yang tayang di stasiun Kompas TV dan dikutip pada Rabu (10/5/2023). 

Surya Paloh menegaskan tidak ada satu pun pihak yang bisa menyimpulkan Anies adalah sosok yang dianggap berseberangan dengan pemerintahan. Sebab, kata dia, parpol yang kini berada di balik barisan pemerintah, dulu tak ikut mengusung Joko "Jokowi" Widodo sebagai presiden.

Salah satu parpol yang ia sebut dulu berada di kubu oposisi lalu merapat ke pemerintah adalah Partai Amanat Nasional (PAN). 

"Kan kalau dilihat dari starting awal koalisi pemerintahan kan tidak ada Golkar, Gerindra, dan PAN. Yang ada kan PDIP, Partai NasDem, PKB, dan Hanura. Tapi kan bukan Gerindra. Gerindra di pemilu lalu siapa? Mereka kan kompetisi dari pemerintah," tutur bos Media Group itu. 

Bahkan, kata Surya, Golkar pun dulu sempat mendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Meski tokoh Golkar, Jusuf "JK" Kalla dijadikan cawapres Jokowi. 

"Atas keinginan NasDem mendukung Presiden Jokowi, maka kawan-kawan ini kami ajak bersama," tutur dia. 

Lalu, apakah NasDem tetap memilih berada di dalam kabinet Indonesia Maju jilid II?

Baca Juga: Luhut Sempat Usul Cawapres Anies ke Surya Paloh, Siapa Ya?

1. NasDem masih menganggap berada di barisan koalisi parpol pemerintah

IDN Times/Tunggul Kumoro

Lebih lanjut, Surya mengatakan, NasDem tetap memegang komitmen untuk mendukung pemerintahan Jokowi hingga 2024. Itu sebabnya, NasDem masih menganggap dirinya menjadi bagian dari koalisi parpol pendukung pemerintah.

Sayangnya, persepsi itu tidak bergayung sambut positif. Jokowi menganggap NasDem sudah memiliki koalisi sendiri. 

"Kami masih menganggap sebagai bagian dari koalisi pemerintahan. Tapi, kalau presidennya sudah menyatakan ada koalisi sendiri. Itu barang kali bisa dimaknai dengan maksud positif saja," kata dia. 

Ia juga menyebut NasDem bakal tetap ada di Kabinet Indonesia Maju jilid II. Sebab, hal tersebut sudah menjadi komitmen NasDem sejak awal mengusung Jokowi. 

2. Surya Paloh akui potensi menggoyang Koalisi Perubahan selalu ada setiap saat

Capres dari Partai Nasional Demokrat, Anies Baswedan ketika melakukan pertemuan dengan parpol dari koalisi Indonesia Perubahan. (Dokumentasi Partai Demokrat)

Dalam wawancara itu, Surya Paloh mengakui ada saja cara-cara untuk menggoyang parpol di bawah naungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Koalisi itu sepakat mengusung Anies jadi capres di Pemilu 2024. 

Ia pun menilai parpol di bawah naungan KPP kerap diganggu karena dinilai memiliki nilai berharga. Seandainya tak ada nilai apapun, maka tak akan digoda. 

"Mereka terus digoda karena ada sesuatu yang diperlukan. Ada value yang dimiliki. Coba kalau tidak memiliki harga, siapa yang mau datang," kata Surya Paloh. 

Surya bahkan blak-blakan menyebut hingga kini belum ada parpol yang datang ke NasDem untuk menggoyang agar keluar dari KPP.

"Mungkin NasDem dianggap kurang menarik. Tidak ada satu pun yang datang ke NasDem," ujarnya. 

Surya pun mengaku bingung belum ada parpol yang mendatangi NasDem. "Apakah daya tawar NasDem rendah sekali?" tanyanya. 

Baca Juga: Surya Paloh Mengaku Gak Baper NasDem Tak Diundang Jokowi ke Istana

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya