TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapolri Minta Humas Tekan Berita Negatif Soal Polisi

Hal itu agar citra Polri di mata publik terus membaik

(Syafruddin bersama Tito Karnavian) ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian meminta agar para kepala bidang humas di institusinya bisa meningkatkan citra kepolisian di mata publik. Salah satu caranya dengan lebih banyak menonjolkan informasi mengenai prestasi Polri ketimbang merespons isu yang negatif. 

Apalagi kondisi demokrasi di Indonesia sudah semakin terbuka. Hal itu ditandai dengan menguatnya parlemen, serta dominasi peran media dan masyarakat. 

Citra kepolisian yang baik merupakan kunci agar institusi itu terus dipercayai publik. Sementara, opini publik sangat dipengaruhi oleh isu-isu yang berkembang di media. 

"Di sini lah peran humas dianggap begitu penting. Sebab salah satu tugasnya yakni menjaga imej Polri. Peran humas sangat penting dalam memberikan informasi-informasi positif tentang keberhasilan dari sebuah institusi dan juga membantu mencerdaskan masyarakat dengan memberikan informasi yang positif," ujar Tito pada Senin (17/12) ketika membuka Rapat Konsolidasi Analisis dan Evaluasi Kehumasan 2018 seperti dikutip Antara

Lalu, apa yang akan dilakukan Polri supaya citra positifnya bisa tetap terjaga dan meraih kepercayaan publik?

Baca Juga: Survei Integritas KPK 2017: Polri & Pemprov Papua Dapat Skor Terendah

1. Tito mengatakan opini publik dipengaruhi media

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Menurut Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, opini yang berkembang di publik dipengaruhi oleh apa yang diberitakan di media. 

"Jadi, apa isu yang disampaikan di media itu mempengaruhi opini publik. Maka, humas yang berada di lingkungan Polri harus bisa mengontrol isu-isu yang berkembang di media," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu. 

Ia pun menyebut seharusnya Polri tidak didikte oleh media. 

"But, we should dictate the media," katanya lagi. 

Ia meminta humas secara aktif mencari data-data polisi yang berkinerja baik dan memiliki terobosan. 

2. Kapolri mengingatkan agar humas membangun hubungan baik dengan para pekerja media

IDN Times/Vanny El Rahman

Dalam kesempatan itu, Tito juga mengingatkan agar humas mau membina hubungan baik dengan seluruh lapisan pekerja media. Hal itu bisa dilakukan melalui kegiatan informal seperti jamuan makan, forum diskusi atau kegiatan di luar markas Polri. Hal itu bertujuan agar media turut membantu tugas Polri untuk menciptakan stabilitas keamanan. 

"Pemberitaan di media dipengaruhi oleh empat lapis yakni reporter, koordinator liputan, redaktur atau pemimpin redaksi dan pemilik media. Pendekatan keempat layers itu harus dilakukan, bukan untuk kooptasi, namun menjadi mitra," kata Tito. 

3. Tito menjanjikan humas yang aktif bekerja akan dipromosikan atau diberi peluang sekolah lagi

Ilustrasi polisi. (ANTARA FOTO/ Kahfie Kamaru)

Tito berjanji apabila personelnya di satuan kerja humas bekerja secara maksimal maka mereka akan diganjar promosi atau diberikan kesempatan untuk sekolah lagi. Tapi, sebaliknya, kalau ada personel polisi yang tidak sungguh-sungguh dalam bekerja maka akan diberikan hukuman. 

"Punishment diberikan untuk yang ogah-ogahan. Saya tidak perlu sebut (jenis) punishment-nya apa," kata mantan Kepala Densus 88 Anti Teror itu. 

Nantinya, penilaian kinerja satker humas akan diserahkan ke Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Muhammad Iqbal. 

"Saya serahkan penilaian ke Pak Iqbal," tutur Tito. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya