TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jubir TKN: Prabowo Berubah dari Macan Asia Jadi Kucing Angora

Jubir TKN mengkritik performa Prabowo yang dinilai menurun

IDN Times/Fitria Madia

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Budiman Sudjatmiko menilai debat capres putaran kedua kurang menarik dan tidak berimbang. Hal itu lantaran penampilan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, kurang menggigit.

Padahal, kata Budiman, sehari-harinya ketika berpidato, mantan Danjen Kopassus itu terlihat berapi-api. Di akhir kalimatnya pun, kata politikus PDI Perjuangan itu, selalu diakhiri dengan tanda seru. 

"Jadi, penampilan kemarin mirip seperti bendera putih setengah tiang, yang merupakan gabungan rasa berduka dan menyerah," kata Budiman di program Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (19/2) malam. 

Ia juga menyebut Prabowo sengaja memuji kebijakan Jokowi, walau pada akhirnya malah ingin membuat kesan berbeda. 

"Hal itu sengaja dilakukan untuk menutupi banyak kesamaan pendapat dengan Jokowi. Jadi, yang mau dibuat berbeda itu secara filosofis dan bukan politik," tutur dia. Lalu, apa komentar Budiman soal adanya perbedaan data yang disebut Jokowi?

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Sebut Prabowo Bagian dari Masalah, Bukan Solusi

1. Soal kebakaran hutan, Jokowi diklaim sudah gunakan data yang tepat

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Menurut Budiman, soal data kebakaran hutan yang dirujuk oleh Jokowi tidak keliru. Di Indonesia, dalam empat tahun terakhir, kata dia, sudah tidak ada lagi kebakaran hutan. 

"Yang masih ada itu titik api yang dapat menyebabkan kebakaran. Itu dua hal yang berbeda," kata Budiman. 

Kebakaran hutan, kata dia lagi, melalap area secara terstruktur dan sistematis. Lagipula, kata Budiman, kini sudah tidak ada lagi protes dari negara tetangga soal asap akibat kebakaran hutan yang menyebar ke negara mereka. Biasanya, dari tahun ke tahun, Indonesia akan 'mengekspor' asap ke Singapura dan Malaysia. 

"Tapi, ini kan hampir tidak ada reaksi apa pun dari negara tetangga," tutur dia

2. TKN bersimpati karena performa Prabowo justru menurun

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Budiman menilai, performa Prabowo di debat kedua sudah menunjukkan kualitas yang tak gagah. Padahal, dulu ketika orde baru masih hidup, Prabowo terlihat gagah perkasa. 

"Ini malah menunjukkan pemimpin yang di ujung senjanya begitu mengiba," kata Budiman. 

Padahal, Budiman sebagai penonton tidak ingin performa Prabowo seperti itu. "Saya sebenarnya mengharapkan debat yang berkualitas," kata dia.

3. Aktivis HAM mengkritik data yang disampaikan Jokowi

IDN Times/Sukma Shakti

Sementara, dari sudut pandang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar, justru menyayangkan mengapa Jokowi banyak menggunakan data yang tidak jujur. Ia mencontohkan data kebakaran hutan. 

Haris mengatakan, seharusnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkata secara jujur saja kebakaran hutan masih terjadi, tapi luas area yang terbakar dari tahun ke tahun menurun. 

"Ini malah diralat tadi oleh Bung Budiman menjadi titik api. Padahal, kalau diakui secara jujur, publik akan lebih mengapresiasi," kata Haris. 

Sayangnya, tutur dia, Jokowi hanya menyebut data soal kebakaran hutan saja. Penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan, kata Haris, malah tidak dibahas. 

Baca Juga: Jokowi: Selama 3 Tahun Tidak Ada Kebakaran Hutan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya