TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[UPDATE] Iran Cetak Rekor Baru Kematian Akibat COVID-19

Angka kematian di Iran mencapai 10.670

(Ilustrasi petugas medis di Iran) ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Ali Khasa via REUTERS

Jakarta, IDN Times - Iran mencetak rekor baru angka kematian dalam kurun waktu 24 jam. Kementerian Kesehatan setempat menunjukkan ada 162 pasien meninggal akibat COVID-19 pada Senin (29/6). Jumlah ini melebihi rekor yang dicetak sebelumnya, yaitu 158 pasien per hari pada (4/4). 

Stasiun berita Channel News Asia pada Senin (29/6) melaporkan dengan penambahan ini maka kini ada 10.670 orang yang meninggal di Iran akibat virus Sars-CoV-2. Sementara, 225.205 orang telah terinfeksi virus tersebut. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, mengatakan sebanyak 186.180 pasien pulih dari COVID-19. 

Angka kematian dalam kurun waktu 24 jam ini meningkat pesat sejak Pemerintah Iran mencabut secara perlahan-lahan pembatasan pergerakan manusia di sana. Pejabat berwenang di Iran mewanti-wanti bila angka penularan COVID-19 kembali naik, maka pembatasan akan diberlakukan lagi. Kemenkes Iran mencatat ada 8 daerah yang dianggap sebagai zona merah. 

Lalu, apa terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Iran untuk mencegah penyebaran COVID-19? Bagaimana pula penyebaran COVID-19 di negara lain?

Baca Juga: Kematian Akibat COVID-19 di Iran Lampaui 10.000 Jiwa Hari Ini

1. Pemerintah Iran akan mewajibkan warga mengenakan masker bila berada di area publik

(Presiden Republik Iran Hassan Rouhani) ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

Sementara, melalui situs resminya, Presiden Iran Hassan Rouhani mewajibkan warganya untuk mengenakan masker ketika mereka berkumpul di area umum. Aturan itu akan mulai diberlakukan pada (5/7) mendatang. 

2. Angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia telah lampaui 500 ribu

ANTARA FOTO/REUTERS/Bruno Kelly

Sementara, pandemik COVID-19 diprediksi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak semakin menurun. Justru penyebaran virus mematikan itu semakin cepat dan korban jiwa yang jatuh terus meningkat. 

Universitas John Hopkins pada Senin kemarin melaporkan angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia mencapai lebih dari 500 ribu. Sementara, jumlah orang di dunia yang telah tertular virus corona lebih dari 10 juta. Penambahan 5 juta pasien yang terinfeksi butuh waktu 38 hari saja. 

Sementara, kawasan paling buruk yang terpapar berada di Asia Selatan dan Afrika. Pada akhir Juli mendatang, COVID-19 belum akan mencapai puncaknya. 

Sebanyak 2,5 juta kasus positif COVID-19 disumbang oleh Amerika Serikat. Sementara, di sana sebanyak 125 ribu pasien meninggal akibat penyakit itu. Angka itu lebih banyak dibandingkan kondisi penyakit COVID-19 di negara lain. Itu sebabnya hingga kini, Negeri Paman Sam masih menjadi episentrum penyebaran virus tersebut. 

Baca Juga: Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya