TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

28 Januari, Hari Kusta Internasional: Penyebab dan Cara Mengobatinya

Penyakit kusta bisa disembuhkan!

Putri Diana dengan penderita Kusta (huffingtonpost.co.uk)

Jakarta, IDN Times - Penyakit kusta disebut sebagai salah satu penyakit tertua di dunia. Penyakit ini dipercaya telah ada sejak tahun 300 SM. Kusta disebabkan bakteri dan dapat menular. Maka dari itu, masih banyak orang-orang yang memiliki penyakit ini.

Untuk meningkatkan kesadaran orang-orang terhadap penyakit ini, maka setiap tahunnya diadakan Hari Kusta Internasional. Peringatan ini diadakan pada hari Minggu terakhir di bulan Januari. Di tahun 2024, Hari Kusta Internasional jatuh pada tanggal 28 Januari 2024.

Yuk, cari tahu sejarah tentang Hari Kusta Internasional dan beberapa fakta mengenai penyakit ini.

Baca Juga: 25 Januari Hari Gizi dan Makanan Nasional: Ini Sejarahnya

1. Sejarah Hari Kusta Internasional

potret Mahatma Gandhi (wikirote.org)

Pemilihan Hari Kusta Internasional yang jatuh pada hari Minggu terakhir di bulan Januari setiap tahunnya merupakan inisiatif dari aktivis kemanusiaan Perancis, Raoul Follereau, pada 1953.

Penyakit kusta dipercaya muncul dari India pada awal 600 SM. Istilah kusta berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu “Khustha” yang berarti menggerogoti. 

Alasan dipilihnya hari ini adalah karena Raoul Follereau ingin memberikan penghargaan atas kehidupan Mahatma Gandhi yang memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang menderita kusta di masa itu.

Sekarang, Hari Kusta Internasional diperingati sebagai pengingat kepada seluruh masyarakat bahwa penderita atau orang yang pernah mengalami kusta memerlukan perhatian lebih. Itu karena penyakit kusta atau lepra adalah penyakit kronis yang bisa menular dan menimbulkan kecacatan, namun masih ada harapan untuk sembuh.

Baca Juga: Pertama Kali, Penyakit Kusta Terdeteksi pada Simpanse!

2. Awal mula penyakit kusta

The Osteology Lab

Seperti yang sudah disebutkan, asal penyakit kusta ini dipercaya muncul di India. Namun, laporan keberadaan kusta juga dapat ditemukan dalam tulisan kuno dari Jepang (abad ke-10 SM) dan Mesir (abad ke-16 SM).

Laporan ini menjelaskan penyakit kusta dapat terjadi karena kebiasan orang-orang yang tidak higienis dan tidak memperhatikan kebersihan sekitarnya. Di India pada masa itu, orang-orang yang menderita penyakit ini dijauhkan dari lingkungan dan tidak diperbolehkan mengunjungi tempat yang menjadi sumber air seperti sumur dan sungai.

3. Penyebab kusta

Ilustrasi penderita kusta atau lepra (wellcomecollection.org)

Penyakit kusta ini disebabkan kuman mycobacterium leprae yang dapat berinkubasi selama lima tahun. Kuman tersebut dapat menyerang kulit dan saraf tepi, sehingga jika terlambat diobati dapat menimbulkan cacat permanen. 

Gejala awal dari penyakit ini adalah adanya bercak pucat pada kulit. Karena kuman tersebut bisa menyerang saraf, maka tak jarang kusta dapat menyebabkan hilangnya sensasi, kelumpuhan, bisul, dan infeksi, yang dapat menyebabkan kebutaan dan amputasi. 

Saraf yang membesar juga bisa menjadi tanda kusta. Saraf ulnaris di bagian belakang siku dan saraf peroneal di bagian luar kaki merupakan saraf yang paling sering terserang. Selain itu, kusta terkadang menyebabkan bintil atau benjolan pada kulit.

Kusta juga dapat menular melalui cairan yang berasal dari mulut atau hidung dalam jangku waktu kontak yang lama.

Baca Juga: Kemenkes: Wilayah Timur Indonesia Paling Rentan Kusta 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya