TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Hari Perempuan Internasional yang Diperingati Setiap 8 Maret

#InspireInclusion jadi tema International Women's Day 2024

International Women's Day (internationalwomensday.com)

Jakarta, IDN Times - Hari Perempuan Internasional diperingati setiap 8 Maret. Pada tahun 2024 ini, International Women’s Day mengusung tema #InspireInclusion. Melalui tema tersebut, kita diajak untuk menjadikan dunia yang beragam, adil, dan inklusif. Dunia di mana perbedaan dihargai dan dirayakan.

Sementara itu, UN Woman pun turut merayakan Hari Perempuan Internasional dengan mengusung tema "#InvestInWomen: Accelerate progress" atau "Berinvestasi pada perempuan: Mempercepat kemajuan".

Memaksimalkan peran teknologi dan pendidikan digital secara global bagi perempuan menjadi fokus yang dibawa oleh PBB pada peringatan Hari Perempuan Internasional 2024. Harapannya, hak perempuan dan anak perempuan dalam pendidikan digital dan kemajuan bidang teknologi transformatif dapat lebih diperjuangkan.

Penasaran dengan awal mula Hari Perempuan Internasional? Berikut IDN Times rangkum sejarahnya! 

Baca Juga: 9 Maret Hari Musik Nasional, Ini Sejarah dan Alasan Penetapannya

1. Berawal dari demonstrasi yang melibatkan 15.000 perempuan pada 1908

Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada 1908, terjadi demonstrasi besar-besaran yang melibatkan 15.000 perempuan. Para perempuan tersebut berbaris di New York City, Amerika Serikat, untuk menuntut hak mereka. Antara lain jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih. 

Setahun setelah aksi demonstrasi tersebut, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional. Wanita bernama Clara Zetkin kemudian mengusulkan  merayakan hari tersebut di setiap negara.

Baca Juga: Menaker: Kini Pilihan Perempuan untuk Mengabdi Bukan Cuma Jadi PNS

2. Pengajuan Hari Perempuan Internasional

ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Clara Zetkin mengusulkan merayakan Hari Perempuan di setiap negara. Ia mengajukan usulannya itu pada Konferensi Internasional Perempuan Pekerja. Konferensi tersebut dihadiri  100 perempuan dari 17 negara.

Usulan tersebut mendapat persetujuan dengan suara yang bulat. Akhirnya, pada 19 Maret 1911 perayaan ini dilakukan pertama kali di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. 

3. Mendapat pengakuan dari PBB

emblem PBB (instagram.com/unitednations)

Pada 8 Maret 1913, para perempuan di Rusia menggelar aksi damai dalam menentang Perang Dunia I. Setahun kemudian, para perempuan seantero Eropa melakukan aksi yang sama pada tanggal tersebut. 

Pada era Perang Dunia II, 8 Maret digunakan sebagai sebagai penanda momentum advokasi kesetaraan gender di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengakui dan meresmikan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pada 1975.

4. Warna ungu, hijau, dan putih sebagai simbol

Ilustrasi Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Setelah diakui oleh PBB, Hari Perempuan Internasional ramai dirayakan di seluruh penjuru dunia. Ada warna yang ditetapkan menjadi simbol dari hari ini. Warna-warna tersebut yaitu ungu, hijau, dan putih. Warna ini berasal dari Serikat Sosial dan Politik Wanita (WSPU) di Inggris pada 1908. 

Melansir situs resmi International Women’s Day, warna ungu melambangkan keadilan dan martabat. Sedangkan warna hijau melambangkan harapan. Warna putih sendiri melambangkan kemurnian.

Baca Juga: Pekerja Perempuan Tidak Dapat Hak Cuti Haid? Ini Saran dari Menaker

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya