TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Parpol Baru yang Berpotensi Gagal Lolos ke Senayan

PSI hingga Perindo nyaris gagal masuk DPR pusat

Tangkapan layar realcount KPU Senin (19/2/2024), pukul 20.00 WIB

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis perhitungan suara Pemilu 2024 pada Senin 19 Februari pukul 21.00 WIB. Dari data yang sudah masuk, sembilan partai politik (parpol) diperkirakan gagal masuk ke Gedung DPR RI.

Menilik perpolehan suara sembilan partai politik tersebut, terdapat enam parpol yang terbilang baru berdiri kurang dari 10 tahun. Mereka adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Gelombang Rakyat Indonesia, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Garda Republik Indonesia, dan Partai Ummat.

Keenam partai tersebut mendapatkan suara di bawah ketetapan suara parlemen (parliamentary threshold), yakni empat persen. Berikut penjelesan mengenai rekam jejak keenam partai tersebut.

Baca Juga: NasDem dan Gerindra Perkasa di Pileg DPR RI Dapil Sulsel III

1. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep beserta Wakil Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan Tim Hukum PSI (IDN Times/Iglo Montana)

Dalam catatan suara yang masuk, PSI belum berhasil melenggang ke parlemen di Pemilu 2024. Saat ini, mereka telah meraup suara 1.601.540 atau 2,54 persen dari data yang berasal dari realcount KPU pada Senin, 19 Februari 2024 pukul 21.00 WIB.

Partai anak muda yang lahir pada 16 November 2014 itu, sekarang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep.

Berdasarkan laman resmi PSI, partai ini menjadi salah satu partai muda yang berkomitmen memberantas korupsi di Indonesia. Kemudian, mereka juga menekankan perjuangan toleransi dan memperjuangkan hak-hak perempuan, anak, serta kelompok rentan. 

Sebagai partai baru, PSI baru ikut Pemilu pada 2019. Saat itu, mereka mendapat perolehan 2.650.361 suara (1,89 persen).

Baca Juga: Deretan Parpol yang Berpotensi Lolos dan Terancam Gagal ke Senayan

2. Partai Perindo

Hary Tanoesoedibjo, menyambangi Polda Metro saat Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aiman Witjaksono, masih diperiksa (IDN Times/Irfan)

Perindo memperoleh 847.363 suara (1,34 persen) dalam hitungan sementara realcount KPU. Berdasarkan akumulasi tersebut, Perindo tertinggal sejauh 50 persen dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Partai Perindo didirikan pada 8 Oktober 2014 oleh konglomerat media MNC Group, yaitu Hary Tanoesoedibjo. Mulanya, Hary Tanoe mendirikan Partai Perindo karena merasa partai-partai yang ada belum mewakili aspirasinya.

Partai politik dengan logo burung garuda ini pernah bergabung dalam koalisi pemenangan Jokowi pada Pemilu 2019. Tercatat dalam laman resmi partaiperindo.com, partai kepunyaan konglomerat MNC Group itu pernah meraih 29 kursi DPRD Provinsi dan 379 DPRD Kabupaten/Kota pada Pemilu 2019.

Meskipun demikian, Partai Perindo tidak lagi berada di pihak Presiden Jokowi pada Pemilu 2024. Hal ini diketahui dari bergabungnya Perindo dengan koalisi Ganjar-Mahfud yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Perindo diperkirakan akan gagal mendapatkan kursi parlemen tahun ini karena perolehan suara yang jauh di bawah target nasional.

Baca Juga: Hasil Sementara Pileg DPR RI, Suara Mantan Gubernur Riau Peringkat Dua

3. Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda)

(IDN Times/Debbie Sutrisno)

Partai Garuda hanya mendapatkan 240.878 suara (0,38 persen) pada Pileg 2024. Suara tersebut masih jauh dari parliamentary threshold.

Partai Garuda berdiri sejak 2007 dengan nama Partai Kerakyatan Nasional. Kemudian, pada 16 April 2015 baru dideklarasikan sebagai Partai Gerakan Perubahan Indonesia. Lalu, 2022, berganti nama menjadi Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda). 

Walaupun sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), Partai Garuda tertinggal jauh dibandingkan partai-partai besar yang lain, seperti Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN.

Saat ini, Ahmad Ridha Sabana masih memimpin Partai Garuda. Ridha merupakan pemilik Gala Group yang terdiri atas Gala Galatama (kontraktor, perdagangan dan pemasok), Gala Griyatama (real estate), Gala Jayatama (penyuplai dan integrator sistem) dan Gala Surya Karyatama (industri kimia). Ia juga menjadi Presiden Direktur Perusahaan Lintas Technologies.

Baca Juga: Deretan Partai Penguasa di Bali Hasil Pemilu 2019 Vs 2024

4. Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora)

Baliho caleg Gelora tampak ditancapkan di tanah makam TPU Bergota Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto (

Selanjutnya, ada Partai Gelombang Rakyat Indonesia yang disingkat Partai Gelora. Pada Pileg 2024, Gelora hanya berhasil meraih 609.973 suara (0,97 persen).

Partai ini berdiri sejak 28 Oktober 2019. Anis Matta merupakan pendiri, sekaligus Ketua Umum Partai Gelora. Dulunya dia merupakan salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dikarenakan baru berdiri tahun 2019, Partai Gelora belum memiliki track record pada pemilu sebelumnya. Sebagai partai pendatang baru, Partai Gelora belum mampu menyaingi partai-partai lain. 

Baca Juga: Surya Paloh Bertemu Jokowi, 3 Parpol Pengusung AMIN Klaim Masih Solid

5. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN)

Logo PKN. Dok: KitaPKN.id

Kemudian, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) juga nampaknya sulit lolos ke Senayan. Mereka cuma memperoleh 197.268 suara (0,31 persen) hingga saat ini.

Suara tersebut tidak mencapai ambang batas empat persen suara nasional sesuai dengan parliamentary threshold. Maka dari itu, hampir dipastikan PKN tidak lolos ke DPR pusat. 

PKN baru berdiri dua tahun, tepatnya sejak 28 Oktober 2021. Walaupun demikian, partai ini telah memiliki cabang di 34 provinsi di seluruh Indonesia sehingga dapat mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilu 2024. 

Dalam struktur kepemimpinan nasional, Ketua Umum PKN saat ini adalah Gede Pasek Suardika. Dilihat dari laman kitapkn.id, PKN baru diresmikan pada 21 Januari 2022 melalui SK Kemenkumham No. M.HH-3.AH.11.01. 

Untuk tahun Pemilu 2024, PKN tidak berkoalisi dengan pemenangan paslon manapun. PKN berada di pihak netral. Meskipun demikian, perolehan suaranya tidak meningkat karena partai ini memilih berjalan sendiri.

Baca Juga: Dana Kampanye Parpol Jatim: PKB Rp10 Miliar, PKN Rp15 Juta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya