TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Andi Arief Disebut Penyebar Hoaks, Demokrat: Jangan Menghakimi

Disebut ada 7 kontainer berisi surat suara telah dicoblos

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membuka suara tentang kegaduhan kabar 7 kontainer berisi surat suara dicoblos, yang sempat digaungkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief.

Menanggapi ramainya tudingan Andi sebagai penyebar isu hoaks, Ferdinand pun mempunya pandangannya sendiri. Lalu apa kata Demokrat tentang cuitan Andi tersebut?

Baca Juga: Andi Arief Sebut Prabowo Kurang Serius jadi Capres

1. Pernyataan Andi hanya bentuk kewaspadaan

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Ferdinand mengatakan informasi dari Andi Arief tersebut merupakan bentuk kewaspadaan bagi publik. Ia menyampaikan, unggahan Andi itu termasuk bentuk peringatan dini untuk menjaga semangat demokrasi.

"Kita semua tentu bisa membayangkan apa yang terjadi jika kita semua cuek dan diam terhadap sebuah isu, tapi ternyata benar. Nah maka itu lebih baik disampaikan, ditanyakan agar tidak menjadi hoaks," kata Ferdinand kepada IDN Times, Kamis (3/1).

2. Masyarakat diminta tidak langsung menghakimi

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selanjutnya, Ferdinand menyampaikan, agar masyarakat tidak membangun tradisi menghakimi. Terutama ketika seseorang memberikan pernyataan yang tidak terbukti, masyarakat langsung menghakimi sebagai penyebar hoaks.

"Jika ini terjadi, maka niscaya seluruh kewaspadaan yang dimiliki anak bangsa akan mati karena rasa takut menyampaikan. Ini tidak baik dan buruk ke depan," jelas Ferdinand.

3. Ferdinad: Mari sikapi dengan bijak, mana yang mencari kebenaran

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Menurutnya, masyarakat perlu menyampaikan sesuatu yang mencurigakan kepada publik untuk ditindaklanjuti. Dan bila berita itu tidak benar adanya, ia mengutarakan agar publik tidak langsung menghakimi dengan memberikan 'label' penyebar hoaks.

"Contoh, rakyat melihat sesuatu yang mencurigakan, dalam pikirannya seseorang itu membahayakan dan patut diwaspadai. Lantas dia menyampaikan lewat media sosial kemudian dicek polisi, ternyata seseorang tersebut tidak hendak melakukan kejahatan. Apakah dia harus kita bully dengan tuduhan penyebar hoaks" ungkap Ferdinand.

"Misalnya orang bawa ransel besar ketengah kerumunan, seseorang itu dicurigai bawa bom, disampaikan di medsos karena tidak tahu saluran langsung ke polisi, polisi cek ternyata tidak. Apakah harus dibilang sebar hoaks?" lanjutnya lagi memberi contoh.

Dari kedua contoh yang diberikannya, Ferdinand menerangkan bahwa sebuah kewaspadaan itu perlu. Sehingga, masyarakat ia anjurkan agar bisa membedakan mana yang hoaks dan yang mencari kebenaran.

"Mari sikapi dengan bijak mana yang berniat hoaks, mana yang berniat mencari kebenaran fakta. Andi Arief sudah benar mentmyampaikan itu untuk menjaga demokrasi, itu waspada namanya," tambahnya.

4. Andi ikut menyebar kabar surat suara yang sudah dicoblos

Twitter

Andi Arief ikut menyebarkan berita yang menyebut ada 7 kontainer berisi surat suara yang telah dicoblos. Melalui akun Twitter-nya, Andi sempat memberikan pernyataan agar KPU mengecek langsung kabar tersebut.

Namun, beberapa jam sebelum KPU mengecek kabar tersebut, Andi sudah menghapus cuitannya di Twitter. Namun warganet sempat menyimpan cuitan tersebut.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi sebelum cuitannya ini dihapus.

Baca Juga: Cuitan 7 Kontainer Surat Suara Bikin Gaduh, Ini Respons Andi Arief

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya