TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditanya soal Partai Demokrat, Begini Reaksi Moeldoko 

Moeldoko datang ke Universitas Islam Internasional Indonesia

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tampaknya masih enggan membahas perihal kudeta Partai Demokrat. Saat ditemui dalam giatnya di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Moeldoko tetap tidak mau berkomentar lebih jauh soal partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

Mantan Panglima TNI era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebelumnya memang tidak pernah buka suara terkait isu Partai Demokrat. Saat ditanya ke kader Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, mereka mengatakan Moeldoko sibuk dengan tugasnya di KSP.

Baca Juga: 5 Hal Ini Dinilai Bisa Buat Moeldoko Di-reshuffle dari Kabinet Jokowi

1. Moeldoko masih bungkam soal Partai Demokrat

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Hari ini, Selasa (20/4/2021), usai memberikan sambutan Moeldoko yang ditemani oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Rektor UIII Profesor Komaruddin Hidayat, ttampak berkeliling meninjau salah satu gedung yang telah dibangun.

Setelah peninjauan, Moeldoko pun menemui awak media untuk menjelaskan pembangunan UIII tersebut. Usai penjelasan, awak media mulai bertanya mengenai isu reshuffle, tapi Moeldoko tak banyak menjawab. Ia hanya mengatakan, yang mengetahui soal reshuffle hanya Presiden Jokowi.

Saat berjalan ke arah mobilnya, wartawan tak menyerah untuk meminta tanggapannya. Kali ini Moeldoko kembali ditanya perihal Partai Demokrat.

Ketika ditanya bagaimana sikap dia selanjutnya dalam polemik Partai Demokrat, Moeldoko terdiam sejenak, dan setelah itu tetap tidak menjawab pertanyaan wartawan.

"Nanti aja ya," katanya singkat sambil tertawa dan menuju mobilnya.

Hingga kini, Moeldoko memang belum memberikan pernyataan sedikitpun mengenai Partai Demokrat. Moeldoko bungkam sejak kehadirannya dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu.

2. Menkumham tolak sahkan Partai Demokrat versi KLB

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly telah menolak mengesahkan kepengurusan yang dihasilkan dari Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara, pada 5 Maret 2021. Hal itu lantaran masih ada dokumen yang belum dilengkapi Partai Demokrat kubu Moeldoko. 

"Masih belum ada kelengkapan dokumen perwakilan DPD, DPC, dan tidak disertai mandat dari Ketua DPC dan DPD Partai Demokrat," ujar Yasonna ketika memberikan keterangan pers secara virtual pada Selasa, 31 Maret 2021. 

"Dengan demikian permohonan KLB untuk diakui kami tolak!" lanjut menteri dari PDI Perjuangan itu

Yasonna pun mempersilakan bila Partai Demokrat kubu Moeldoko ingin mengajukan gugatan ke pengadilan. Dalam forum jumpa pers itu, dia kembali menegaskan bahwa dalam membuat keputusan pihaknya bertindak secara objektif dan transparan. 

"Oleh karenanya kami kembali menyesalkan statement dari pihak-pihak yang sebelumnya menuding pemerintah dan menyatakan kami campur tangan serta memecah belah partai politik," tutur Menkumham. 

Pernyataan Yasonna sekaligus membantah kalimat yang pernah disampaikan politikus Partai Demokrat kubu KLB, Max Sopacua, yang menyebut penyelenggaraan KLB sudah sesuai aspek hukum. Salah satunya KLB itu dihadiri minimal 2/3 pengurus DPD. 

"Kami sudah menghitung, (jumlah yang hadir) di atas 2/3 dari jumlah suara yang ada. Jadi, kongres berlangsung sesuai dengan aspek legalitasnya," tutur Max pada 5 Maret 2021 di Hill Hotel & Resort, Sibolga, Sumatra Utara. 

Baca Juga: CSIS: Moeldoko Sosok Paling Kuat Di-reshuffle

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya