TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IMS 2020: Nezar Patria, Pemred Jakarta Post Korban Penculikan Orba

Nezar akan jadi moderator di IMS 2020

(Instagram/@nezarpatria)

Jakarta, IDN Times - Nezar Patria, sebelum menjadi Pemimpin Redaksi The Jakarta Post, pernah menjadi ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan aktivis 1998. Semasa menjadi aktivis, ia nyaris menjadi korban penculikan dari penguasa Orde Baru.

Nezar akan menjadi moderator acara Indonesia Millennial Summit 2020 yang akan digelar IDN Media di The Tribata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada 17-18 Januari.

Sebelum melihat langsung penampilan Nezar di IMS 2020, yuk kenali sosoknya berikut ini.

Baca Juga: IMS 2020: Perjalanan Karier Pemred Republika Irfan Junaidi

1. Nezar kuliah di Yogyakarta karena kagum dengan seorang penulis

(Instagram/@nezarpatria)

Nezar yang lahir pada 5 Oktober di Sigli, Aceh, adalah anak dari Sjamsul Kahar, salah seorang pendiri Serambi Indonesia. Dia menamatkan kuliahnya di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1997.

Nezar memilih kuliah di Yogyakarta lantaran mengagumi sejumlah penulis yang berdomisili di Kota Gudeg, seperti Emha Ainun Nadjib.

2. Lulusan S2 London School of Economic and Political Science Inggris

(Instagram/@nezarpatria)

Selama menjadi mahasiswa UGM, dia dikenal aktif di berbagai organisasi, di antaranya Jamaah Shalahuddin UGM (1990-1991), Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM (1992-1996), Kelompok Studi Plaza (Fisipol UGM), dan Sekretaris Jenderal Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (1996).

Lulus S1 di UGM, Nezar melanjutkan pendidikan S2 di London School of Economic and Political Science, Inggris, dengan gelar Master of Science.

3. Pernah menjadi korban penculikan Tragedi 1998

(Instagram/@nezarpatria)

Sebelum sukses memimpin Jakarta Post saat ini, Nezar pernah melewati pengalaman pahit saat Tragedi 1998. Ia menjadi korban penculikan karena menentang penguasa Orde Baru.

Pada peristiwa 27 Juli 1996, dia bersama beberapa rekan aktivis Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), menjadi target penculikan. Nezar, Mugiyanto, Petrus Bima Anugrah, Aan Rusdianto, diculik dari lantai dua Rumah Susun Klender, Jakarta Timur.

Nezar sempat mendekam sel isolasi Kepolisian Daerah Metro Jaya selama tiga bulan, dan dibebaskan saat Presiden Soeharto mengundurkan diri.

Kini, karier Nezar di dunia media tak diragukan lagi. Dia pernah bergabung di majalah Tempo, viva.co.id, hingga ia memimpin Jakarta Post sekarang ini.

Baca Juga: IMS 2020: Mengenal Abdul Mujib, Pakar Psikologi Islam Kedua di Dunia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya