Intip Momen Manis Jokowi dan Habibie, dari Istana hingga RSPAD
Jokowi memanggil Habibie dengan sebutan profesor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mungkin tidak banyak yang tahu, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memiliki persamaan dengan Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Bukan sebagai kepala negara, tapi terkait dengan angka.
Seperti diketahui Jokowi merupakan Presiden ke-7 RI, sedangkan BJ Habibie merupakan wakil presiden ke-7 RI. Terkait atau tidak dengan angka tersebut, hubungan antara Jokowi dan Habibie terbilang harmonis. Kedua tokoh penting ini beberapa kali bertemu dan memperlihatkan momen-momen manis. Seperti apa kebersamaan mereka yang terekam kamera?
Baca Juga: [BREAKING] Presiden Jokowi Jenguk B.J. Habibie di RSPAD
1. Jokowi video call untuk tahu kondisi Habibie di Jerman
Pada awal 2019, Habibie tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Jerman. Jokowi yang ingin mengetahui keadaan Bapak Teknologi Indonesia itu pun langsung melakukan video call.
Video call itu dilakukan di ruangan Presidential Lounge, Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Saat itu, Jokowi menanyakan kabar dan kondisi Habibie. Dengan suara yang terdengar cukup baik dan wajah tidak pucat, Habibie menjawab kondisinya sudah membaik.
Di layar itu, tampak Habibie duduk dengan pakaian rapi hendak menyapa Jokowi. Dengan mengenakan jas dan baju hitam serta peci hitam, Habibie tersenyum ketika melihat Jokowi dan Menko Polhukam Wiranto masuk menyapanya.
"Selamat sore, Bapak Presiden," sapa Habibie ramah.
Jokowi pun tersenyum dan berkata, "Selamat sore, Prof," kata Jokowi membalas sapaan Habibie.
"Gimana kabar, Prof?" tanya Jokowi.
"Baik, semakin sehat," ujar Habibie sambil tersenyum.
Kemudian, Habibie menceritakan tentang kondisinya saat itu. Ia bercerita kepada Jokowi telah operasi ginjal. Tidak hanya itu, rupanya Habibie juga harus melakukan operasi pada kedua matanya.
"Diperbaiki bukan hanya ginjal, tapi mata. Bulan depan matanya kanan kiri dioperasi. Nanti gak berat karena ganti lensa aja. Nanti ginjalnya agak berat. Tetapi, mereka itu pakai teknologi mutakhir, pakai namanya bioresonans," cerita Habibie kepada Jokowi.
"Apa itu, Prof?" tanya Jokowi tak begitu familiar dengan teknologi tersebut.
"Itu tiap benda ada tekanannya, dan itu kalau dikasih frekuensi dia ikut bergetar. Itu resonansi. Mereka ukur seluruh badan saya, dia tahu tiap organ memiliki resonansi, dari situ dia bisa deteksi yang mana yang oke, yang mana yang tidak oke. Kalau tidak oke, dia perbaiki dengan memberikan program, itu ternyata tidak pakai obat," jelas Habibie kepada Jokowi.
"Oh iya, iya," respons Jokowi sambil mendengarkan penjelasan Habibie.
"Jadi, dalam hal ini saya tadi hanya akan diberikan pengobatan, dianalisis pertama dan dikatakan, diberikan 6 bulan sampai 12 bulan saya ganti mesin. Tapi itu bisa 6 tahun, ya tapi semua di tangan Allah," lanjut Habibie.