TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi: Jika Ada Kenaikan Kasus Lagi, Kita Lakukan Pengetatan Kembali 

Jokowi ingatkan jangan sampai lengah

Presiden Jokowi melakukan peninjauan kesiapan TNI dan Polri dalam penerapan 'New Normal' di sarana transportasi dan perniagaan, Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta dan Mal Sumarecon Bekasi, Selasa (26/5) (setkab.go.id)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan tahapan menuju new normal atau normal baru perkembangannya harus terus dimonitor. Jika nantinya ada kenaikan kasus jelang normal baru, maka pengetatan harus dilakukan kembali.

"Perlu saya ingatkan, jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru, maka langsung akan kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali," kata Jokowi di Gedung BNPB yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (10/6).

Baca Juga: Jokowi: Waktu Penerapan New Normal Harus Tepat Sesuai Fakta dan Data

1. Jokowi ingatkan selalu lakukan evaluasi dan jangan lengah

(Pengelola Gelora Bung Karno menyediakan tempat untuk cuci tangan) IDN Times/Arief Rahmat

Menjelang new normal, Jokowi mengingatkan jajarannya agar jangan lengah. Terutama di daerah-daerah yang kasusnya sudah menurun.

"Evaluasi secara rutin, sekali lagi meskipun misalnya sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, hati-hati, jangan sampai lengah, karena di lapangan masih sangat dinamis. Keberhasilan pengendalian COVID ini sangat ditentukan kedisplinan dan protokol kesehatan," ujar Jokowi.

2. Jokowi sebut waktu penetapan new normal harus tepat

Wali kota Tangerang, Arief Wismansyah melakukan pemantauan terhadap protokol kesehatan di fasilitas publik (Instagram.com/@ariefwismansyah)

Jokowi juga meminta adanya tahapan yang ketat sebelum penerapan new normal atau normal baru diberlakukan. Selain itu, waktu penentuan kapan new normal diberlakukan juga harus tepat. Jokowi mengingatkan agar segala persiapan harus dikalkulasikan berdasarkan data di lapangan.

"Penentuan waktu kapan timing-nya penting sekali, harus tepat. Kalkulasinya, hitungan-hitungannya berdasarkan fakta dan data yang ada," tutur Jokowi.

Mantan pengusaha ini menyampaikan, bagi daerah yang akan memulai proses tatanan new normal atau normal baru harus berkonsultasi kepada Gugus Tugas penanganan COVID-19 terlebih dahulu. Sebab, kepala daerah harus tahu perkembangan kurva virus corona di daerahnya.

"Lihat perkembangan data epidemiologi, terutama angka R0 dan Rt. Perhatikan juga tingkat kepatuhan masyarakat, pastikan manajemen di daerah siap tidak melaksanakan," kata Jokowi.

"Kemudian juga hitung kesiapan daerah dalam pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada. Ini benar-benar harus kita hitung dan pastikan," lanjutnya.

Baca Juga: Jokowi: Kasus di Daerah Naik Turun, Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya