TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jubir Satgas COVID-19: Vaksin Tidak Menjamin Melindungi Lebih Lama

Perlindungan utama adalah taat protokol kesehatan

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Kamis (27/8/2020) (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk melindungi masyarakat yang beraktivitas dari serangan virus corona. Menurutnya, salah satu cara yang tetap efektif menangkal penyebaran COVID-19 adalah disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

"Tentunya ini (vaksin) bukan satu-satunya bisa melindungi masyarakat untuk beraktivitas sosial ekonomi," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9/2020).

Baca Juga: Anies: Selama Belum Ada Vaksin COVID-19, Vaksin Kita Adalah Masker

1. Vaksin tidak menjamin bisa memberikan proteksi kekebalan yang lama

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Wiku menyampaikan, orang yang terinfeksi virus corona masih bisa terinfeksi lagi. Dalam pengembangannya, lanjut dia, tidak ada yang menjamin vaksin bisa memberikan proteksi kekebalan yang lama.

"Sampai dengan sekarang, belum ada hasil yang mengatakan bahwa vaksin ini akan memberikan proteksi atau kekebalan selama berapa lama, dan ini semua sedang proses uji klinis di berbagai negara," ucap dia.

2. Perlindungan utama dari COVID-19 adalah pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Oleh karena itu, ujar Wiku, upaya pertama untuk terhindar dari COVID-19 adalah pencegahan. Cara pencegahan yang paling utama yaitu menerapkan protokol kesehatan.

"Menggunakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan, dan membiasakan itu menjadi kebiasaan baru, dan dilakukan secara kolektif di seluruh masyarakat Indonesia. Semakin cepat kita bisa berubah perilaku secara kolektif, itu adalah proteksi kita semuanya," tutur Wiku.

Baca Juga: Ini Daftar 66 Kabupaten Kota yang Masuk Zona Hijau COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya