Kasatgas: Pintu Internasional Dibuka Semua karena Protes Ketidakadilan
"Kalau hanya nutup 14 negara timbul protes ketidakadilan"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Suharyanto mengungkapkan alasan pemerintah membuka gerbang penerbangan internasional untuk seluruh negara. Dia menyebut kasus COVID-19 Omicron kini sudah menyebar di lebih dari 150 negara, sehingga jika hanya ditutup untuk 14 negara saja dinilai tidak adil.
"Karena kan sudah nyebar, Omicronnya sudah 150 negara lebih. Jadi kalau hanya nutup 14 negara timbul protes-protes ketidakadilan. Akhirnya sekarang tidak dibatasi, tapi tetap karantina 7 hari karena para ahli mengatakan bahwa Omicron antara 3-6 hari masa inkubasinya. Itu salah satu supaya Omicronnya terjaga dan ekonomi terjaga, dan hubungan dengan negara lain bagus," kata Suharyanto di Kemenko PMK, Senin (17/1/2022).
Baca Juga: Menkes: DKI Jakarta Siap-Siap Jadi Medan Perang Pertama Hadapi Omicron
1. Peningkatan kasus usai Nataru didominasi dari PPLN
Suharyanto menuturkan, peningkatan kasus usai Nataru didominasi dengan kasus Omicron dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Bahkan, 89 persen pasien yang dirawat di Wisma Atlet berasal dari PPLN.
"Yang dirawat di Wisma Atlet itu 89 persen yang positif dari PPLN. Jadi kita tetap waspada," ujar dia.
Baca Juga: [BREAKING] 28 Tim Advance PPIU dan Jemaah Umrah Indonesia Positif Omicron