TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus COVID-19 RI Rendah, Jokowi: Jangan Klaim Ini Suksesnya Presiden

Jokowi sebut turunnya kasus karena gotong royong

Presiden Jokowi hadir di HUT ke-7 PSI pada Rabu (22/12/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan pandemik COVID-19. Jokowi menegaskan bahwa keberhasilan menurunkan kasus COVID-19 bukan karena dirinya. Sehingga, ia meminta jangan ada yang mengklaim itu karena kesuksesan presiden.

“Banyak orang yang bertanya ke kita, banyak sekali, tidak, tidak, ini bukan kerja satu, dua, tiga orang, ini kerja gotong-royong semuanya bekerja. Gak bisa kerja kalau ada yang mengklaim ‘wah ini suksesnya presiden’, gak ada, gak boleh seperti itu, karena ini saya rasakan semuanya bekerja,” ujar Jokowi dalam acara HUT ke-7 PSI, yang disiarkan langsung di kanal YouTube SolidaritasID, Rabu (22/12/2021).

Baca Juga: Giring Mau Pengganti Jokowi Bukan Sosok Pembohong, Sindir Anies?

1. Jokowi katakan negara lain tidak memiliki gotong-royong yang dimiliki Indonesia

Presiden Jokowi hadir di HUT ke-7 PSI pada Rabu (22/12/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Menurut Jokowi, gotong-royong yang dimiliki Indonesia tidak dimiliki oleh negara lain. Dia menuturkan, semua kalangan bekerja untuk menurunkan kasus COVID-19.

“Dari yang level atas sampai di Puskesmas, semuanya bekerja keras betul-betul mati-matian. Kalau negara lain hanya punya rumah sakit, kita sampai memiliki 10 ribu Puskesmas di Tanah Air,” ujar Jokowi.

2. Jokowi sebut suasana saat puncak COVID-19 di RI ngeri dan mencekam

Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Mantan Wali Kota Solo ini kemudian mengingat lagi puncak kasus virus corona RI yang terjadi pada Juli lalu. Dia menambahkan, saat itu kondisinya sangat mencekam. 

“Itu mencekam ngeri, menyelesaikan masalah dengan bertumpuk-tumpuk warga kita yang ingin masuk ke ICU, ingin masuk ke kamar tidak ada, berjejer-jejer di lorong-lorong rumah sakit,” kata Jokowi.

“Saya melihat betul-betul gak bisa bicara, oksigen habis. Obat-obat gak ada. Karena sudah melebihi daya tampung dari rumah sakit, utamanya di Jawa dan Bali pada saat itu. Dan kasus per hari saat itu 56 ribu,” lanjutnya.

Baca Juga: Balas Pujian dari Giring, Jokowi: Yang Disampaikan Luar Biasa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya