TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kata Millennials Soal Kinerja Erick Thohir: Bagus, Jangan Diganti Dulu

Kementerian BUMN serahkan keputusan reshuffle ke Presiden

Erick Thohir saat menghadiri Sidang Kabinet Paripurna yang kembali digelar secara tatap muka di Istana Negara pada 18 Juni 2020 (Youtube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Wacana isu reshuffle kabinet semakin berkembang liar sejak video Presiden Joko "Jokowi" Widodo memarahi para menterinya diungkap ke publik pada Minggu, 28 Juni 2020 lalu. Dalam video yang durasinya sekitar 10 menit itu, Jokowi mengaku jengkel karena kinerja para pembantunya masih biasa-biasa saja di saat situasi Tanah Air di tengah pandemik semakin memburuk. 

Nama-nama menteri yang sebaiknya perlu diganti pun menjadi topik perbincangan hangat di media sosial. Salah satu yang menjadi sorotan dalam daftar pembantu presiden yang perlu diganti adalah Menteri BUMN, Erick Thohir. Banyak yang berharap agar posisi Erick diisi oleh Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. 

Namun, di sisi lain, Erick termasuk menteri yang kerap menuai pujian karena membuat gebrakan ingin membersihkan BUMN. IDN Times pun mencoba bertanya kepada beberapa millennials tentang tanggapan mereka soal kinerja Erick. 

Menurut mereka, layakah Erick direshuffle Presiden Jokowi?

Baca Juga: 5 Menteri Ini Dianggap Layak Kena Reshuffle karena Kinerja Buruk

1. Kinerja Erick sudah bagus, tapi rangkap jabatan di BUMN perlu dapat perhatian serius

Menteri BUMN, Erick Thohir kunjungi posko masak JS2 (Dok.IDN Times)

Intan Umbari (26) cukup memuji kinerja Erick selama menjabat sebagai Menteri BUMN. Khususnya di masa pandemik ini. Ia mengaku tak setuju bila posisi Erick digantikan dengan orang lain, termasuk Ahok.

"Erick Thohir posisi aman. Jangan diganti. Orang sedikit cacat. Tapi harus disoroti soal rangkap jabatan di BUMN sih. Itu yang harus dikoreksi juga sama Erick Thohir," kata Intan kepada IDN Times.

2. Isu reshuffle Erick Thohir masih terlalu dini

Wahana Artha Group

Senada dengan Intan, Adit Pratama juga mengaku tak setuju bila posisi Erick diganti oleh yang lain. Pria berusia 25 tahun itu menilai kinerja Erick sebagai Menteri BUMN sudah bagus selama ini.

"Di mana banyak sekali gebrakan yang dilakukan mulai dari membuat 12 sub holding BUMN, mengurangi jumlah perusahaan BUMN dari 142 menjadi 107 dan membubarkan atau menggabungkan anak cucu cicit BUMN, menyesuaikan kembali BUMN ke fokus bisnisnya masing-masing, menerapkan akhlak kepada seluruh direksi dan komisaris BUMN, dan masih banyak lagi," ujar Adit.

Menurut dia, jika ada isu reshuffle saat ini, hal itu terlalu dini untuk dilakukan. Sebab, jabatan menteri masih belum setahun sejak dilantik pada Oktober 2019 lalu.

"Menurut saya, jika reshuffle dilakukan di posisi Menteri BUMN terlalu dini, sebab Erick Thohir baru memulai kerjanya untuk memperbaiki kinerja BUMN ditambah lagi Indonesia dan seluruh dunia juga dilanda pandemik COVID-19," tuturnya.

Sedangkan, dalam pandangan Adit, Ahok sebaiknya tetap duduk sebagai komisaris utama PT Pertamina (Persero). 

"Pak Ahok lebih baik tetap mengawal kinerja perusahaan energi BUMN itu agar lebih baik ke depannya," ujar Adit melanjutkan. 

3. Tidak ada urgensi mengganti Menteri BUMN saat ini

Menteri BUMN Erick Thohir. (Tangkapan Layar Zoom Kementerian BUMN)

Sementara, Linda Oktaviani menuturkan saat ini tak ada urgensi untuk mengganti Menteri BUMN. Ia pun cukup mengapresiasi kinerja Erick selama ini.

"Sejauh ini sih menurutku kinerjanya masih bagus, masih kelihatan kerjanya, terutama soal bersih-bersih BUMN. Lagian belum ada setahun kerja juga kan, masih banyak waktu buat berbenah menurutku," kata perempuan berusia 29 tahun itu.

4. Kinerja Erick disebut lebih baik dibanding Menteri BUMN sebelumnya Rini Soemarno

Erick Thohir periksa penyelesaian Rumah Sakit Pertamina Jaya dan persiapan Lab untuk COVID-19 (Dok. Kementerian BUMN)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gabriella Thesa. Perempuan berusia 29 tahun ini mengaku tak setuju bila posisi Erick digeser dari jabatan Menteri BUMN.

"Jangan digantilah. Kalau dibanding Rini, ya lumayanlah Erick Thohir," ucapnya.

5. Kinerja para menteri baru bisa dinilai setelah setahun bekerja

Bank Mandiri menyiapkan perlindungan asuransi dengan total uang pertanggungan hingga Rp1 triliun bagi tenaga kesehatan. (Dok.Kementerian BUMN)

Sedangkan, Rahmat Nur Hakim juga sependapat dengan Linda. Menurutnya, isu reshuffle saat ini masih terlalu dini untuk dilakukan. Kinerja menteri bisa terlihat minimal usai bekerja selama setahun.

"Menurut gue terlalu cepet sih kalo ada pergantian sekarang. Minimal nunggu setahun dulu lah baru kita bisa lihat hasil kerja seseorang. Kalau udah setahun kan kelihatan ada capaian atau gaknya," tutur Rahmat, pria berusia 29 tahun ini.

Baca Juga: Progres Kerja Menteri Meningkat,  Pratikno: Untuk Apa Reshuffle?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya