TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Soal 'Cap Jempol' di Amplop Bowo Sidik, Ini Jawaban TKN

Johnny membantah kasus Bowo berkaitan dengan TKN

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Johnny. G Plate mengomentari tudingan tentang adanya keterkaitan 'serangan fajar' anggota DPR RI Bowo Sidik dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Menanggapi hal itu, Johnny membantah keras tuduhan bahwa ada instruksi dari TKN terkait 'serangan fajar' Bowo Sidik tersebut. Ia menegaskan bahwa TKN tidak ada kaitannya dengan kasus Bowo.

"Gak ada menginstruksikan. Memang bisa dibaca sama rakyat 'oh ini cap jempolnya TKN'?" kata Johnny di Kantor Survei Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (3/4).

Baca Juga: KPK Imbau Publik Tidak Pilih Caleg yang Beri Amplop 

1. Johnny: Apa saja menyerang Pak Jokowi

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menurut Johnny, tudingan yang dilemparkan secara terus menerus kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf, karena pihak lawan sudah merasa panik. Sehingga, semua kejadian dipolitisasi dan dilemparkan kepada pasangan 01.

"Apa saja. Nanti bersin, batuk, juga menyerang Pak Jokowi, semuanya salah. Semakin digituin, elektabilitasnya semakin naik, yang satu semakin stagnan," sindir Johnny.

2. Semua diserahkan kepada KPK

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Hal tersebut pun dinilai Johnny tidak rasional. Apalagi kalau menyangkut dengan hukum, terutama korupsi, Johnny mengatakan bahwa semuanya diserahkan kepada KPK.

"Itu domain-nya KPK. Kita tidak tahu apa yang terjadi di sana. Silakan KPK selesaikan itu. Dan hak-hak warga negara, termasuk hak-hak yang diduga oleh KPK, itu harus dijaga. Itu UU. KPK tahu apa yang harus mereka buat," jelas dia.

3. Cap jempol ditemukan di semua amplop di dalam tiga kardus yang sudah dibuka

(Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dan Juru bicara KPK, Febri Diansyah) IDN Times/Santi Dewi

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan adanya cap jempol di dalam amplop putih milik anggota DPR, Bowo Sidik Pangarso. Juru bicara KPK, Febri Diansyah menjelaskan cap jempol yang ditemukan di dalam amplop tidak memiliki nomor urut tertentu. 

"Memang ada stempel atau cap-cap tertentu di amplop tersebut. Tapi, sejauh ini menurut fakta hukum yang ada, itu (amplop) masih terkait kebutuhan Pemilu legislatif," ujar Febri pada Selasa malam (2/4) di gedung KPK.

Menurut Febri, cap jempol itu ditemukan di semua amplop yang ada di dalam tiga kardus yang sudah dibuka oleh penyidik KPK. Dari tiga kardus yang sudah dibuka itu, penyidik telah mengumpulkan uang senilai Rp246 juta. 

"Dari amplop yang sudah dibuka, sebagian besar berisi uang Rp20 ribu dan sebagian kecil uang dalam pecahan Rp50 ribu," kata Febri.

4. KPK mengatakan tidak ada nomor urut di cap jempol tersebut

Juru Bicara KPK Febri Diansyah (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Menurut Febri, di cap jempol tersebut tidak ditemukan nomor urut. Semula, informasi menyebut cap jempol itu berisi nomor urut 01 sesuai dengan dukungan politik dari Partai Golkar yang mendukung kubu paslon Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. 

"Tidak ada nomor urut (di dalam cap jempol) di amplop tersebut," kata mantan aktivis anti-korupsi itu. 

Ia menegaskan kembali apa yang ditemukan oleh penyidik merupakan fakta hukum. Kini, penyidik masih membuka secara berhati-hati amplop di dalam 79 kardus lainnya. Selain itu, mereka juga harus menghitung uang yang berada di dalam dua kontainer. 

Baca Juga: KPK Pastikan Ada Cap Jempol di Amplop 'Serangan Fajar' Bowo Sidik 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya