TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Dituding Bermain Politik Identitas, Ini Klarifikasi Gerindra

Menurut Gerindra, asal-muasal politik identitas adalah saat

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono rupanya gerah dengan tudingan yang menyerang partainya. Salah satunya, tudingan Gerindra disebut kerap menggunakan isu politik identitas.

Menurut Ferry, sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, Partai Gerindra memang tidak pernah menggunakan isu politik identitas bahkan mencoba menghilangkan pemikiran tentang politik identitas.

1. Gerindra sebut tak pernah ingin ada politik identitas

IDN Times/Afriani Susanti

Tak terima partainya selalu dituding bermain politik identitas, Ferry menjelaskan Partai Gerindra memutuskan untuk mendukung Joko "Jokowi" Widodo dalam kontestasi pilgub tersebut bersama dengan PDIP.

Saat itu, kata dia, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah orang pertama kali yang mengusulkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai pendamping Jokowi di Pilgub DKI. Menurutnya, dengan Prabowo mengusulkan Ahok.

"Kami ingin melakukan eksperimen politik. Kami tidak ingin melihat latar belakang dari ras dan agama. Oleh karena itu Partai Gerindra mengusulkan Pak Basuki menjadi pendamping Jokowi. Dan Alhamdulillah pada saat pilkada terpilih," kata Ferry di Pakarti Centre, Tanah Abang, Jakarta, Senin (20/8).

Baca Juga: Soal Cawapres, Gerindra: Pak Jokowi Tak Perlu Ragu dan Ngintip-intip

2. Banyak masyarakat lakukan perlawanan kepada Ahok karena kebijakannya

Instagram @basukibtp

Selanjutnya, seiring dengan perkembangan politik, Jokowi akhirnya naik pada kontestasi nasional dan terpilih menjadi presiden tahun 2014. Dan Ahok pun terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Di saat itulah menurut Ferry, muncul asal-muasal politik identitas. Di luar prestasi Ahok, ada sejumlah masalah yang dapat menjegalnya di politik. Salah satunya adalah masalah penggusuran masyarakat di beberapa titik.

"Itu pertama kali direspons dengan unjuk rasa dan perlawan. Seiring dengan itu, ada masalah reklamasi yang menurut pandangan masyarakat bahwa itu proyek yang mengabaikan aturan dan regulasi dan kemudian dikhawatirkan pembangunan di dalam reklamasi diperuntukkan oleh lapisan kelompok sosial tertentu," terang Ferry.

Dari beberapa kasus tersebut, imbuhnya, terdapat perlawanan dari masyarakat yang membuat Jakarta menjadi asing. Di sisi lainnya, adanya hak istimewa dari kepala daerah kepada satu golongan sosial tertentu.

Baca Juga: Gerindra: Sandiaga Bisa Menarik Suara Pemilih Millennials

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya