TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kualitas Udara Jakarta Masih Buruk, PSI Usul Bodetabek Dilibatkan

Masalah kualitas udara tak bisa diselesaikan sendiri

Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anggara Wicitra (dok. Humas PSI DKI Jakarta)

Jakarta, IDN Times - Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mendorong Pemprov DKI Jakarta menginisiasi perencanaan terintegrasi Jabodetabek untuk mengatasi masalah polusi udara. Menurutnya, masalah ini tidak akan selesai tanpa ada kolaborasi dengan daerah penyangga.

"Pemprov DKI harus jadi inisiator perencanaan kebijakan terintegrasi mengatasi masalah kualitas udara ini karena jadi pusat ekonomi dan punya kekuatan fiskal mumpuni," kata Anggara dalam keterangan resmi, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga: Wagub Riza Sebut Formula E Jadi Kampanye Jakarta Tangani Polusi Udara

Baca Juga: Tidak Ada Negara yang Memenuhi Standar Kualitas Udara WHO pada 2021

1. Masalah kualitas udara tak bisa sendiri-sendiri

ilustrasi polusi udara pekat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Dia mengatakan, Jabodetabek merupakan megapolitan. Meski di bawah instansi pemerintah daerah masing-masing. Namun mereka tak bisa berjalan sendiri.

"Jabodetabek ini megapolitan walaupun di bawah instansi pemerintah daerah (pemda) yang berbeda-beda. Jadi gak akan bisa sendiri-sendiri," kata Ara, sapaan akrab Anggara.

Baca Juga: Google Maps Luncurkan Fitur Pengukuran Kualitas Udara

2. Ada opsi yang diintegrasikan

ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Lebih lanjut, Ara menjelaskan ada beberapa opsi kebijakan yang dapat diintegrasikan dengan pemda daerah penyangga seperti memasifkan uji emisi gratis serta percepatan pembangunan moda transportasi antar kota.

"Sumber masalah kualitas udara paling utama adalah kendaraan pribadi, jadi itu yang harus dikendalikan. Perbanyak uji emisi gratis termasuk di daerah penyangga karena kendaraan dari sana juga menyumbang polusi. Setelahnya pikirkan bagaimana kita memperbanyak opsi moda transportasi untuk mobilitas masyarakat," tambah Ara.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya