TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puasa Arafah dan Tiga Keistimewaannya

Puasa Arafah menggugurkan dosa selama dua tahun

Ribuan umat muslim memadati padang Arafah, Arab Saudi, saat wukuf, Sabtu (5/11). Jutaan umat muslim dari berbagai negara mengikuti prosesi puncak haji 1432 H. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Jakarta, IDN Times - Puasa Arafah dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijah atau sehari sebelum pelaksanaan Idul Adha. Puasa Arafah memiliki sejumlah keistimewaan, tidak hanya menyangkut kesehatan semata tetapi juga keutamaan dari sisi spiritual.

Seperti namanya, puasa ini dilaksanakan ketika jemaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah yang merupakan puncak ibadah haji.

Puasa Arafah ini memiliki sejumlah keistimewaan dan kamu tahus tahu.

Baca Juga: 3 Fakta Ekonomi Haji, Andalan Pundi Uang Masa Depan Arab Saudi 

Puasa Arafah merupakan puasa sunah yang istimewa. Bahkan seperti yang diriwayatkan Ibni Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada amal yang lebih dicintai Allah SWT daripada hari ini (10 hari di bulan Dzulhijah). Mereka lalu bertanya, 'Ya Rasulullah SAW dibandingkan dengan jihad fi sabilillah?' 'Meskipun dibandingkan dengan jihad fi sabilillah'." (HR Jemaah kecuali Muslim dan Nasai)

Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari ketika Allah SWT membebaskan hambanya dari api neraka dibandingkan hari lain kecuali pada hari Arafah.” (HR Muslim)

1. Puasa sunah paling utama

Ilustrasi Suasana Haji (IDN Times/Umi Kalsum)

2. Pengecualian puasa Arafah

Ilustrasi (IDN Times/Uni Lubis)

Bahkan ijma para ulama pun menyebutkan, puasa Arafah merupakan puasa sunah yang paling utama.

Meski disebut puasa sunah paling utama, puasa ini memiliki pengecualian, yakni tidak dianjurkan bagi mereka yang tengah menjalani wukuf di Arafah dalam rangka ibadah haji. Namun disunahkan bagi mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Baca Juga: Resmi! Arab Saudi Batasi Haji 2021 Cuma untuk 60.000 Penduduknya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya