TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cak Imin Bakal Bicara di KTT Perubahan Iklim COP 25

Acara tahunan itu dilaksanakan di Madrid

Delegasi Indonesia menghadiri COP 25 di Madrid, 2 Desember 2019. (Dok. Humas KLHK)

Madrid, IDN Times – Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar hadir dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim, biasa disebut COP 25, yang berlangsung di Madrid, Spanyol, Senin (2/12). Konferensi ini akan berlangsung sampai 13 Desember 2019.

Delegasi RI yang hadir di COP 25 dipimpin oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong.

Baca Juga: Konferensi Perubahan Iklim Ke-25, Indonesia Siap Diplomasi di Madrid

1. Cak Imin menjadi pembicara di Paviliun Indonesia COP 25 Madrid

Delegasi Indonesia menghadiri COP 25 di Madrid, 2 Desember 2019. (Dok. Humas KLHK)

Muhaimin Iskandar yang biasa dipanggil Cak Imin, dijadwalkan membuka Paviliun Indonesia pada Rabu, 4 Desember 2019. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu, bakal berbicara dalam salah satu forum di Paviliun Indonesia dengan materi berjudul, "Collaborative Climate Action, Legislative and Executive Continuous Supports”.

"Dengan pertemuan COP 25 ini kita berkewajiban membuat aksi nyata. Mau tidak mau semua terlibat mengurangi pemanasan global dengan melibatkan semua pihak," ujar Cak Imin sesaat sebelum mengikuti pembukaan COP 25 yang diikuti oleh kurang lebih 197 negara.

Menurut Cak Imin, delegasi Indonesia harus lebih banyak mendorong keterlibatan politikus, tokoh-tokoh berpengaruh dan tokoh organisasi keagamaan, termasuk di DPR dalam mengawal dan membantu upaya Indonesia menanggulangi perubahan iklim.

2. Indonesia harus lebih ambisius memperjuangkan kepentingan di COP 25

Delegasi Indonesia menghadiri COP 25 di Madrid, 2 Desember 2019. (Dok. Humas KLHK)

Cak Imin berpesan agar partisipasi Indonesia di COP 25 harus lebih ambisius, karena menurut dia, posisi Indonesia sangat strategis dalam upaya pengendalian perubahan iklim.

“Hutan Indonesia yang begitu luas harus bisa menjadi kekuatan kita dalam berdiplomasi dengan negara-negara lain, khususnya negara maju dalam upaya pengendalian perubahan iklim,” kata dia.

Sementara Wakil Menteri Alue menekankan, pelaksanaan COP 25 ini merupakan saat-saat menjelang implementasi Paris Agreement pada 1 Januari 2020. Istilahnya 'time for actions'.

Salah satu aspek yang paling krusial ialah tentang artikel 6 dalam Paris Agreement. Artikel 6 mencakup sarana-sarana implementasi Paris Agreement melalui mekanisme market/pasar dan nonmarket/non pasar.

"Mekanisme pasar ini biasanya yang paling hangat negosiasinya karena kegunaan mekanisme pasar dalam mencapai Paris Agreement sangat dinamis. Ada negara-negara yang sepakat, tapi ada juga ada yang tidak sepakat. Kita berharap COP 25 ini ada kejelasan terkait mekanisme itu," ungkap Alue.

Baca Juga: [LINIMASA] Indonesia Bawa 70 Negosiator di KTT Perubahan Iklim COP 25

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya