TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies, Ganjar, Emil, Raih Keuntungan Pilpres 2024 dari COVID-19?

Elektabilitas Prabowo dan Sandiaga menurun karena COVID-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau kesiapan lokasi isolasi sementara penanganan COVID-19 di Gedung Balai Latihan Kesenian Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (17/5/2020). Gedung tersebut akan digunakan sebagai tempat isolasi sementara bagi warga yang hasil tes cepatnya (rapid test) reaktif. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, melihat pandemik COVID-19 sebagai ajang mendulang dukungan elektoral jelang Pilpres 2024. Dari survei yang ia lakukan selama 16-18 Mei 2020, aktor politik yang diuntungkan secara elektoral adalah kepala daerah.

“COVID-19 bisa mempengaruhi elektoral kepala daerah karena mereka bisa menunjukkan taringnya. Karena dua bulan terakhir medan penanganan COVID-19 bergeser tidak hanya di pusat, tapi juga di daerah,” kata Burhan ketika memaparkan hasil temuannya, Minggu (7/6).

Baca Juga: Warga Berpendidikan Tidak Puas Kinerja Pemerintah Tangani COVID-19

1. Dari Ganjar Pranowo, Anies Baswedan hingga Ridwan Kamil berada di tiga besar

Tangkapan layar hasil survei Indikator Politik Indonesia (Dok. IDN Times/Istimewa)

Salah satu pertanyaan yang diajukan dalam survei adalah jika Pilpres digelar hari ini, maka siapa yang Anda pilih? Sebenarnya, Prabowo Subianto masih menempati urutan pertama. Namun, angkanya hanya 14,1 persen, berkurang jauh bila dibandingkan dengan Februari lalu yaitu 22,2 persen.

Tren sebaliknya terjadi pada kepala daerah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menempati urutan kedua dengan angka 11,8 persen, naik dari Februari lalu 9,1 persen. Urutan kedua disusul oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dengan angka 10,4 persen, turun dari Februari lalu 12,1 persen. Disusul oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang juga meningkat pada Mei 2020 menjadi 7,7 persen dari sebelumnya 3,8 persen Februari 2020 silam.

Selain Anies, kepala daerah yang turun adalah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,3 persen pada Mei 2020.

2. Sandiaga Uno hingga AHY mengalami penurunan

Sandiaga Beri Bantuan Sembako ke Kuli Panggul dan Buruh Cuci Terimbas COVID-19 (Dok. Istimewa)

Salah satu tokoh politik lainnya yang sempat diunggulkan pada Pilpres 2024 adalah Sandiaga Salahuddin Uno. Namun, dukungannya menurun dari yang sebelumnya 9,5 persen menjadi 6 persen. Tren serupa terjadi pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sebelumnya 6,5 persen menurun jadi 4,8 persen.

Menurut Burhanuddin, penurunan pada Prabowo hingga AHY disebabkan oleh visibilitas di ruang publik yang berkurang. “Artinya, yang bukan kepala daerah visibility-nya berkurang.”

3. Tren untuk menjadikan kepala daerah sebagai bakal capres dan cawapres

IDN Times/Uni Lubis

Menanggapi tingginya dukungan kepada kepala daerah, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, melihat survei tersebut sebagai pertanda apabila pemilih di Indonesia sudah mulai rasional.

Pemilih sudah mulai menjadikan rekam jejak kepala daerah sebagai alasan untuk memilihnya bakal presiden atau wakil presiden.

Senada dengan Philips, politikus PDIP Maruarar Sirait menganggap, rekam jejak selama menjabat kepala daerah guna mencegah masyarakat membeli “kucing dalam karung”.

“Saya pikir COVID-19 ini ujian bagi siapapun yang akan maju ke depan, apakah menteri atau politisi. Bagaimana tanggung jawabnya, sikap kenegaraan dia. Ini jadi ujian bahwa pemimpin ke depan gak boleh lahir dari gelap, dari spekulasi, apa karyanya?” kata dia.

Baca Juga: Survei: Kepuasan Demokrasi di Era Jokowi Terburuk selama 16 Tahun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya