TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jurnalis Media Pro-Demokrasi Hong Kong Apple Daily Ditangkap Polisi

Media Apple Daily diberedel pemerintah

Media Apple Daily di Hong Kong. (Twitter.com/LiaQuartapelle)

Jakarta, IDN Times - Polisi Hong Kong baru saja menangkap mantan jurnalis senior Apple Daily, surat kabar yang mempromosikan nilai-nilai demokrasi, di bandara internasional pada Minggu (27/6/2021). Jurnalis bernama Fung Wai Kong ditahan atas tuduhan mengganggu keamanan nasional.

Dikutip dari The Straits Times, Fung Wai Kong menjadi jurnalis Apple Daily ketujuh yang ditahan oleh otoritas Hong Kong. Menurut penuturan polisi, lelaki berusia 57 tahun itu ditangkap karena berkonspirasi atau berkolusi dengan negara asing untuk membahayakan keamanan nasional. Saat ini, dia sudah ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.
 

Baca Juga: Tiongkok Rencanakan Ubah Sistem Pemilihan di Hong Kong

1. Dikecam oleh asosiasi jurnalis Hong Kong

Ilustrasi Jurnalis. IDN TImes/Arief Rahmat

Seorang mantan jurnalis Apple Daily, Jack Hazelwood, mengatakan di Twitter bahwa Fung Wai Kong berencana untuk naik pesawat ke London dan meminta bantuan pihak berwenang Inggris terkait ketegangan yang meningkat di Hong Kong.

Asosiasi Jurnalis Hong Kong bereaksi terhadap penangkapan tersebut, mengutuk polisi karena selalu menuding wartawan sebagai dalang di setiap kerusuhan.

2. Media pro-demokrasi Apple Daily diberedel

Serangan dari pihak Kepolisian Hong Kong untuk melakukan penggerebekan terhadap media Apple Daily pada hari Kamis, 17 Juni 2021, lalu. (Twitter.com/appledaily_hk)

Tabliod populer Apple Daily terpaksa ditutup setelah digerebek ratusan polisi di kantor pusatnya pada 17 Juni 2021. Aset-aset utama dan rekening bank Apple Daily juga dibekukan. Edisi terakhirnya dicetak pada Kamis lalu.

Pihak berwenang mengatakan, lusinan artikel Apple Daily telah melanggar undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Tiongkok. Penutupan Apple Daily menjadi contoh pertama bagaimana beleid tersebut membidik laporan media.

Para pengkritik menilai undang-undang tersebut digunakan oleh otoritas untuk membungkam perbedaan pendapat dan mengikis kebebasan berekspresi. Kritikus lainnya mengatakan, penutupan Apple Daily menjadi akhir dari era kebebasan media di Hong Kong.

Di sisi lain, pejabat Hong Kong dan Tiongkok berulang kali menegaskan bahwa mereka menghormati media, sepanjang laporan yang diterbitkan tidak membahayakan keamanan nasional.

Baca Juga: Tiongkok Bandingkan Kerusuhan AS dengan Demo Hong Kong

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya