TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menag Akui Masjid Kementerian Jadi Tempat Masuknya Radikalisme

Warga yang mendukung khilafah baiknya tidak menjadi ASN

Menteri Agama Fachrul Razi di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 26 Desember 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Fachrul Razi, mengakui masjid di lingkungan kementerian atau lembaga negara merupakan salah satu pintu masuk radikalisme yang menular kepada aparatur sipil negara (ASN).
 
“Kemungkinan (masuknya paham radikal) dari rumah ibadah, baik di institusi pemerintahan, BUMN, atau tempat tinggal kita. Di institusi pemerintahan sangat banyak peluangnya untuk masuk pemikiran-pemikiran radikal,” kata Fachrul saat menghadiri peluncuran platform ASN No Radikal, Rabu (2/9/2020).

Baca Juga: Dibina hingga Dipecat, Ini Sanksi bagi ASN yang Terpapar Radikalisme

1. Begini pola masuknya tokoh radikal ke masjid-masjid

Ilustrasi Stop Radikalisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian, Fachrul menceritakan bagaimana tokoh-tokoh radikal bisa masuk ke masjid-masjid. Awalnya, dikirim seseorang dengan penampilan bagus serta kemampuan Bahasa Arab yang mumpuni. Biasanya mereka juga memiliki hafalan Al-Qur'an.
 
Karena memiliki paham keagamaan yang baik, maka orang tersebut akan diangkat menjadi imam kemudian diberikan kepercayaan untuk menjadi pengurus masjid.
 
“Diangkat jadi pengurus masjid, kemudian masuk teman-temannya dan masuk ide-ide yang kita takutkan,” jelas Fachrul.

2. Pengurus masjid di lingkungan kementerian harus pegawai

Fachrul Razi, Menteri Agama dalam Ngobrol Seru by IDN Times pada Kamis (23/7/2020) dengan Tema "Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Pendidikan Islam" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Untuk menghindari kejadian tersebut, purnawirawan jenderal TNI itu meminta supaya pengurus masjid di lingkungan kementerian/lembaga haruslah pegawai yang sudah jelas latar belakangnya.
 
Adapun penceramah yang mengisi kegiatan keagamaan di masjid haruslah mereka yang telah mendapatkan sertifikasi dari Kemenag. Sebagai informasi, bulan ini Kemenag akan menerbitkan 8.200 penceramah bersertifikat yang memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni.

Baca Juga: ASN Dilarang Komentari Akun Radikal di Media Sosial, Begini Alasannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya