Menag Akui Masjid Kementerian Jadi Tempat Masuknya Radikalisme
Warga yang mendukung khilafah baiknya tidak menjadi ASN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Fachrul Razi, mengakui masjid di lingkungan kementerian atau lembaga negara merupakan salah satu pintu masuk radikalisme yang menular kepada aparatur sipil negara (ASN).
“Kemungkinan (masuknya paham radikal) dari rumah ibadah, baik di institusi pemerintahan, BUMN, atau tempat tinggal kita. Di institusi pemerintahan sangat banyak peluangnya untuk masuk pemikiran-pemikiran radikal,” kata Fachrul saat menghadiri peluncuran platform ASN No Radikal, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga: Dibina hingga Dipecat, Ini Sanksi bagi ASN yang Terpapar Radikalisme
1. Begini pola masuknya tokoh radikal ke masjid-masjid
Kemudian, Fachrul menceritakan bagaimana tokoh-tokoh radikal bisa masuk ke masjid-masjid. Awalnya, dikirim seseorang dengan penampilan bagus serta kemampuan Bahasa Arab yang mumpuni. Biasanya mereka juga memiliki hafalan Al-Qur'an.
Karena memiliki paham keagamaan yang baik, maka orang tersebut akan diangkat menjadi imam kemudian diberikan kepercayaan untuk menjadi pengurus masjid.
“Diangkat jadi pengurus masjid, kemudian masuk teman-temannya dan masuk ide-ide yang kita takutkan,” jelas Fachrul.
Baca Juga: ASN Dilarang Komentari Akun Radikal di Media Sosial, Begini Alasannya