TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dilantik Jadi Ketua MK, Anwar Usman: Tak Takut dan Tunduk Siapapun

Anwar Usman kembali terpilih sebagai Ketua MK

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (youtube.com/Mahkamah Konstitusi)

Jakarta, IDN Times - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, memastikan pihaknya akan terus menjaga independensi institusinya sebagai lembaga negara pengawal konstitusi.

Hal tersebut diucapkan Anwar dalam pidato setelah Sidang Pleno MK dengan agenda pengucapan sumpah jabatan Ketua dan Wakil Ketua MK. Adapun, Anwar Usman kembali terpilih sebagai Ketua MK masa jabatan 2023 hingga 2028. Sementara, Wakil Ketua MK dijabat Saldi Isra.

Baca Juga: Airlangga Minta Kader Golkar Safari Ramadan untuk Menangi Pemilu 2024

Baca Juga: Anggaran 2023 Cair Sebagian, Bawaslu: Bisa Dikait-kaitkan Tunda Pemilu

1. Anwar Usman pastikan pihaknya tak takut dengan siapapun

Ilustrasi gedung Mahkamah Konstitusi. (IDN Times/Axel Joshua Harianja)

Dalam pidato pasca sumpah jabatan, Anwar menyinggung soal polemik pemilihan umum (pemilu) yang terjadi pada 2019. Di media sosial, muncul berbagai narasi liar soal perkara hasil pemilu. Kendati, Anwar memastikan, MK tidak tunduk dan takut pada siapapun, kecuali kepada konstitusi dan Tuhan.

"Kita sudah mengalami bagaimana dampak yang kurang baik dari pemanfaatan media sosial dalam kegiatan Pemilu Serentak 2019 lalu, sehingga ketika mengadili perkara hasil pemilu, saya harus mengatakan, kami majelis hakim majelis hakim Mahkamah Konstitusi, tidak tunduk dan tidak takut pada siapapun," ucap dia di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).

"Kecuali tunduk pada konstitusi dan hanya takut kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut sebagai penegasan kepada publik, bahwa MK tetap jaga independensinya dalam mengadili perkara apapun. Indepensi kami sebagai hakim konstitusi, akan tetap kami jaga dan rawat apapun tantangan atau rintangannya," sambung dia.

Baca Juga: Hari Ini, PA 212 dan FPI Demo Tolak Kedatangan Timnas Israel

2. Informasi di media sosial sangat masif

Ilustrasi media sosial (IDN Times/Sunariyah)

Lebih lanjut, Anwar juga tidak memungkiri, berbagai informasi di media sosial sangat masif, sehingga opini publik bisa dimobilisasi dengan tujuan tertentu. Dampak negatifnya, isu hoaks dan provokatif dapat dengan mudah menyasar pihak tertentu.

"Pemanfaatan media sosial yang demikian masif, opini publik jadi lebih mudah dimobilisasi dengan tujuan tertentu. Tidak hanya terhadap lembaga atau institusi, pemanfaatan media sosial berdampak negatif bisa juga menyasar individu atau person pejabat, figur publik, dan sebagainya," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya