TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPU Ajak Siber Polri Usut Kasus Dugaan Kebocoran 105 Juta Data WNI

KPU pastikan kebocoran data bukan berasal dari pihaknya

Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI memastikan akan mengusut tudingan adanya kebocoran 105 juta data Warga Negara Indonesia (WNI) yang berasal dari database milik penyelenggara pemilu tersebut.

Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos menuturkan, terkait adanya tudingan itu, pihaknya bakal menggandeng tim siber Polri untuk mencari pelaku.

"Sebagai tindak lanjut terkait hal di atas, KPU akan bekerjasama dengan Kepolisian RI khususnya siber polri untuk mengusut pelaku tersebut," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2022).

Baca Juga: Bawaslu Depok Buka Suara soal Dugaan Korupsi Dana Hibah

Baca Juga: 105 Juta Data WNI Bocor dan Dijual Peretas, KPU: Itu Bukan dari Kami!

1. KPU bakal mengusut tudingan kebocoran data pemilih dari berbagai sisi

Lambang Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dia menegaskan pengusutan kasus tudingan kebocoran data dari KPU itu bakal ditelusuri dari berbagai sisi, termasuk pihak penjual. Selain itu, pihaknya juga bakal berupaya menemukan pihak yang dengan sengaja menyudutkan KPU.

"Pengusutan dan penelusuran dilakukan baik dari sisi penjual ataupun orang yang dengan sengaja membuat seolah-olah merupakan data pemilih Pemilu 2019," kata Betty.

Baca Juga: Seru Banget! Tanya-Jawab Ketua KPU dengan Personel JKT48 soal Pemilu

2. Data WNI yang bocor bukan berasal dari KPU

Anggota KPU, Betty Epsilon Idroos (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Mantan Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta ini memastikan pihaknya sudah memeriksa langsung data yang bocor hingga dijual dalam sebuah forum tersebut.

"Sehubungan dengan beredarnya informasi tentang data yang kabarnya diperjualbelikan di publik, KPU sudah melakukan pengecekan terhadap setiap isi dari elemen data di forum underground tersebut," tutur Betty.

Betty menegaskan, berdasarkan hasil penelusuran, data yang bocor dan diduga sebagai data pemilih itu bukan berasal dari KPU.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya