TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengembalian KTA Gibran Jadi Drama, PDIP: Bukan Skenario Kami

Jokowi sempat singgung soal drama

Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Pareira (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Pareira buka suara terkait polemik Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP Gibran Rakabuming Raka.

Dia menjelaskan mengapa PDIP tidak secara tegas memecat Gibran. Secara de facto putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo itu memang tidak lagi menjadi kader PDIP. Namun Andreas menyayangkan, Gibran justru membuat drama berkepanjangan.

"Secara de facto dia sudah tidak di partai lagi, dan diberikan ruang untuk ya kembalikan lah KTA. Apa sulitnya gitu? Tapi ini juga dipakai sebagai drama lagi. Kembalikan aja sebenarnya. Karena dia datang dengan baik, sekarang dia pergi dengan baik dong. Sesimpel itu," tutur dia dalam acara diskusi PARA Syndicate di Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).

Baca Juga: Jokowi: Jelang Pemilu 2024 Terlalu Banyak Drakor ketimbang Adu Gagasan

Baca Juga: Soal Pengembalikan KTA PDIP, Bobby: Lihat Nanti Ya

1. Andreas kritisi drama di lingkaran keluarga Jokowi

Ilustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Andreas lantas menyinggung soal drama lain yang juga dilakukan ipar Gibran, Bobby Nasution. Dia menyebut, kini drama yang dilakukan oleh lingkaran keluarga Jokowi itu justru sudah menjadi kebiasaan.

"Drama lain lagi, mendukung Pak Prabowo tapi tetap mau di PDIP dari menantu. Jadi ini apa ya, hal yang tidak biasa gitu, di dalam aturan main tidak biasa. Tapi dibuat jadi kebiasaan. Ini persoalan drama tadi," ungkap dia.

Baca Juga: Suhartoyo Jadi Ketua MK, Ganjar: Semoga Marwah MK Kembali

2. Drama Gibran dan Bobby bukan skenario PDIP

Bendera PDI Perjuangan (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dia menegaskan, drama politik keluarga Jokowi belakangan ini bukan skenario dari partainya.

"Dan kami di PDIP tidak pernah membuat skenario atau drama di luar aturan main," tutur Andreas.

"Apakah yang terjadi berpikir dia di atas aturan, termasuk di atas konstitusi. Ini yang berbahaya," lanjut dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya