TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prabowo Mulai Godok Jatah Kursi Menteri Meski Belum Dilantik, Etis?

KPU secara resmi umumkan Prabowo-Gibran menang

Menhan Prabowo Subianto usai dampingi Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan ke Palestina di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (4/11/2023) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih, Prabowo Subianto mulai menyusun berbagai opsi mengenai nama-nama calon menteri yang akan mengisi kabinetnya nanti. Bahkan, Prabowo juga memberikan sinyal positif ke parpol yang tak mendukungnya untuk bergabung ke dalam kabinet.

Padahal, Prabowo sendiri belum dilantik dan masih berstatus sebagai presiden terpilih berdasarkan penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Jika tidak ada putusan hukum dalam sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengganjal raihan suaranya, Prabowo bersama cawapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka baru secara resmi akan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Lantas, etiskah sikap Prabowo terkait pembahasan kursi menteri tersebut?

Baca Juga: Prabowo Subianto: Kami Akan Jadi Presiden Seluruh Rakyat Indonesia

1. Prabowo terlalu dini bahas kursi menteri

Infografis mengenai jatah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menilai pembahasan jatah menteri yang belakangan mulai disinggung pihak paslon nomor urut dua, Prabowo - Gibran tidak etis.

Dia menilai, harusnya pembahasan kursi menteri itu bisa ditahan dalam waktu beberapa bulan sampai resmi semua proses pemilu selesai. Apalagi saat ini sudah memasuki tahapan sengketa pemilu di MK.

Dosen Ilmu Pemerintahan Unpam, Serang, Banten ini juga mengatakan, Prabowo kurang etis membahas kursi menteri karena statusnya yang belum dilantik sebagai presiden. Di sisi lain, Prabowo masih bekerja sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) sebagai pembantu Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Semestinya Prabowo konsentrasi dulu sebagai Menhan. Ia juga semestinya lebih baik berbicara mengenai menghadapi gugatan sengketa di MK," kata dia saat dihubungi IDN Times.

Efriza juga menegaskan, jika ingin membahas mengenai kabinet dalam kepemimpinannya nanti, Prabowo lebih baik menyampaikan soal transisi pemerintahan, bukan porsi jabatan menteri.

Sebab, dengan dibahasnya porsi kursi menteri secara vulgar, justru terkesan pemilu ini dibangun atas dasar bagi-bagi kursi semata dan mengesampingkan visi, misi, serta program kerja.

"Andaipun membahas sebaiknya berbicara mengenai transisi pemerintahan bersama rekan-rekan koalisinya ketimbang membahas porsi bagi-bagi jabatan," tuturnya.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Pesan Jokowi soal Antisipasi Titip-titip Jabatan

2. Peneliti BRIN sebut penjajakan calon menteri di kabinet Prabowo sebagai fenomena yang wajar

Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto menghadiri acara buka bersama di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati memandang sikap Prabowo yang membahas soal jatah kursi menteri sebagai sesuatu yang wajar.

Menurutnya, penjajakan yang dilakukan Prabowo itu justru sebagai bentuk persiapan untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.

"Saya pikir itu hal yang wajar sebagai upaya persiapan transisi kekuasaan dari awal," ujarnya kepada IDN Times.

Wasisto juga meyakini, konsolidasi yang dilakukan Prabowo mendekati partai lawan sepeti NasDem bukan sebagai upaya untuk melemahkan pihak oposisi di pemerintahannya mendatang. 

"Saya pikir itu lebih pada upaya penjajakan awal dan masing berlangsung dinamis," jelas dia.

Baca Juga: Bawaslu Sebut Ujaran Kebencian Paling Banyak Menyasar Prabowo-Gibran

3. Gibran tegaskan Prabowo jadi penentu menteri di kabinet, bukan Jokowi

Capres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka saat memberikan arahan ke relawan jelang hari pencoblosan di Kawasan Jakarta Selatan (5/2/2024). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa penentuan jajaran menteri di kabinet kepemimpinan selanjutnya menjadi kewenangan presiden terpilih, Prabowo.

"Pak Prabowo yang akan menentukan ya," kata Gibran saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).

Wali Kota Surakarta itu memastikan, Presiden Jokowi hanya sebatas memberikan masukan. Soal siapa saja nama menteri yang dipilih merupakan hak prerogatif Prabowo.

"Ya mungkin (Jokowi beri) masukan, tapi penentuannya di Pak Prabowo ya," tutur dia.

Gibran mengaku selama ini selalu diajak Prabowo dalam pembahasan nama-nama jajaran menteri di kabinet yang sudah mulai didiskusikan beberapa waktu lalu.

"Pasti (Prabowo ajak Gibran bahas kursi menteri)," jawabnya singkat.

"Sudah lama dari kemarin-kemarin. Sudah dibicarakan dari kemarin-kemarin," lanjut Gibran.

Baca Juga: Apresiasi NasDem, Golkar Dorong Semua Parpol Rekonsiliasi Usai Pemilu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya