Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan Ahok

Pernah jadi napi karena kasus penistaan agama

Jakarta, IDN Times - Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok sudah resmi ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (22/11). 

"Insyaallah sudah resmi dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komisaris Utama Pertamina," kata Erick. 

Kini, nama yang lebih akrab disapa Ahok ini lebih memilih untuk dipanggil BTP. Lantas bagaimana sepak terjang Ahok sebelum terpilih sebagai Komisaris Utama PT Pertamina hingga ingin dipanggil BTP?

Berikut ulasan selengkapnya yang telah dirangkum IDN Times dilansir dari buku Ahok: Politik Akal Sehat. 

1. Langkah Ahok sebagai pengusaha terhenti karena perusahaan yang didirikan ditutup oleh pemerintah

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokJajaran direksi dan komisaris baru PT Pertamina (Istimewa)

Pada saat Ahok duduk di bangku perkuliahan, ia mengambil program sarjana pada Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti.

Setelah lulus menjadi sarjana teknik, Ahok memutuskan untuk kembali ke Belitung guna mengikuti rekam jejak sang ayah sebagai pengusaha.

Pria kelahiran Belitung Timur, 29 Juni 1966 ini, lalu mendirikan CV Panda yang bergerak pada bidang kontraktor pada pertambangan timah. Namun, setelah menggeluti bisnis ini selama dua tahun, Ahok sadar bahwa tak mampu untuk mewujudkan visi bila tak ada investor dan manajemen yang profesional. 

Kemudian, Ahok kembali memutuskan kuliah untuk mendapatkan gelar Magister Manajemen (MM), di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, Jakarta. Setelah meraih gelar tersebut, Ahok diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya Jakarta.

Pada perusahaan yang bergerak pada bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik, Ahok bekerja sebagai staf direksi bidang analisis biaya dan keuangan proyek. 

Selanjutnya pada tahun 1992, Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan pembangunan pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Namun, langkah Ahok sebagai pengusaha harus terhenti pada tahun 1995, yang ditutup oleh pemerintah.

2. Wakil rakyat yang tak punya modal untuk kampanye

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokIDN Times/Auriga Agustina

Pada tahun 2003, Ahok memutuskan untuk terjun dalam dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Saat itu, PPIB dipimpin oleh Dr. Sjahrir. 

Dirinya terinsipirasi oleh pepatah sang ayah, yang menyebutkan bahwa "orang miskin jangan melawan orang kaya, orang kaya jangan melawan pejabat". Dari pepatah itulah, semangat Ahok untuk terjun dalam dunia politik semakin berkobar membantu rakyat kecil. 

Pada Pemilu 2004, Ahok mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Tak mempunyai modal untuk berkampanye, ia melakukan blusukan ke pelosok Belitung Timur untuk menemui para konstituen.

Ahok menyatakan untuk tidak memberikan uang politik kepada rakyat. Hal tersebut suatu cara yang ampuh, yang membuat Ahok terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004 hingga 2009. 

Selama menjadi anggota DPRD, aksi Ahok mendapatkan simpati. Ia menunjukkan integritasnya dengan cara menolak praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Tak hanya itu, Ahok sebagai wakil rakyat secara langsung bertemu dengan rakyat untuk mendengarkan keluh kesah yang mereka derita. Hal tersebut membuat Ahok terkenal di kalangan masyarakat.

3. Menjadi bupati di Belitung Timur

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokBasuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri). IDN Times/Dhana Kencana

Setelah tujuh bulan, Ahok menjalani tugas sebagai anggota DPRD. Banyak rakyat mendukung Ahok untuk menjadi bupati Belitung. Pria yang hobi berolahraga ini pun maju sebagai calon Bupati Belitung pada tahun 2005.

Ahok berhasil menjadi bupati Belitung Timur pada periode 2005 hingga 2010, dengan mengantongi suara sebesar 37,13 persen. 

Selama menjabat sebagai bupati, Ahok mampu memberikan kesehatan pelayanan gratis, sekolah gratis (beasiswa), dan memberikan pelayanan publik lainnya. Dalam kurun waktu 16 bulan, Ahok membenahi sistem keuangan dan birokrasi di Belitung Timur. Jaminan sosial dan kesehatan pun berhasil dibangun oleh mantan pengusaha Belitung ini. 

Sikap Ahok yang dikenal sebagai bupati anti-suap pada kalangan masyarakat ini, resmi mengundurkan diri sebagai bupati pada 22 Desember 2006. Ia menyerahkan jabatan sebagai bupati kepada wakilnya Khairul Effendi. Alasan mengundurkan diri, karena pada tahun 2007 Ahok mencalonkan diri menjadi Gubernur Bangka Belitung.

Baca Juga: Bukan Masalah Korupsi, Ahok Emban Tugas Ini di Pertamina

4. Ahok gagal menjadi Gubernur Bangka Belitung

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokIDN Times/Auriga

Muncul suara-suara rakyat mendukung Ahok untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung. Pada tahun 2007, Ahok maju sebagai calon Gubernur Babel.

Dalam pemilihan Gubernur Babel, Ahok berhasil mendapatkan 63 persen suara yang memilih Ahok di Belitung Timur. Namun, Ahok gagal menjadi Gubernur Babel. Diduga banyaknya manipulasi proses pemungutan dan penghitungan suara. 

Sebelumnya, Abdurrahman "Gus Dur" Wahid mendukung penuh Ahok untuk maju menjadi Gubernur Babel. Namun, ia kalah dengan Eko Maulana Ali hingga akhirnya gagal untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung. 

5. Melenggang ke Senayan

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokIDN Times/Dhana Kencana

Pada tahun 2009, Ahok maju sebagai calon legislatif dari Partai Golongan Karya. Ia berhasil mendapatkan suara terbanyak, sehingga berhasil lolos ke Senayan. Di DPR, Ahok menduduki kursi Komisi II dengan lingkup tugas bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu. 

Lewat kiprahnya di DPR, Ahok menciptakan standar baru untuk anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi, dan profesionalisme.

Dalam hal ini, Ahok dikatakan sebagai pionir dalam pelaporan aktivitas kerja di DPR. Ketika duduk di kursi DPR, perlawanan Ahok kepada praktik korupsi terlihat di mana saat dirinya menolak praktik kunjungan kerja di Spanyol. Menurut Ahok, anggaran kunjungan kerja di Spanyol membengkak. 

Maka dari itu, ia lebih memilih pergi ke Maroko untuk menghindari pembengkakan biaya. Anggaran tersebut lebih baik diberikan untuk kemaslahatan masyarakat. 

6. Pendamping Joko "Jokowi" Widodo sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Pada 2012, nama Ahok mencuat karena dipilih oleh Jokowi sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Setelah melalui dua tahap pemilihan, pasangan Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada tersebut.

Jokowi-Ahok dilantik pada 15 Oktober 2012, sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada periode 2012-2017. 

Pasangan Jokowi-Ahok memiliki latar belakang yang berbeda. Jokowi yang memiliki karakter orang Solo yang tenang dan kalem, sedangkan Ahok memiliki karakter yang keras dan ceplas-ceplos. Meski pun kedua latar belakang yang berbeda, mereka memiliki kesamaan mulai dari urusan pakaian yang dikenal sebagai baju kotak-kotak.

Baca Juga: Bukan Soal Korupsi, Ini Tugas Ahok di Pertamina

7. Menjadi Gubernur menggantikan Jokowi

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan Ahok(Basuki Tjahaja Purnama saat pelantikan Presiden Joko Widodo di gedung DPR, Minggu 20 Oktober 2019) IDN Times/Irfan Fathurohman

Pada 14 November 2014, Ahok secara resmi dilantik oleh Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pada saat itu, Jokowi mengikuti Pemilu 2014 dan mencalonkan diri sebagai Presiden, sehingga mengundurkan diri menjadi Gubernur. Jokowi pun memenangkan Pemilu 2014.

Kemudian, Ahok menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan pada 14 November 2014 Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

8. Terjerat kasus penistaan agama

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan Ahok(Terpidana kasus Penistaan Agama Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama). Dok. IDN Times/Istimewa

Ahok divonis bersalah dan dihukum dua tahun penjara karena kasus penistaan agama pada 9 Mei 2017. Sebelumnya, pada Selasa, 27 September 2016, Ahok pidato di hadapan warga Kabupaten Kepulauan Seribu. 

Pidato yang disampaikan menjelang pelaksanaan Pilkada DKI 2017 itu diunggah ke akun YouTube Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dan ramai diperbincangkan setelah diunggah oleh Buni Yani ke akun Facebook pribadinya.

Setelah itu, sejumlah ormas dan pihak-pihak sipil melaporkan Ahok ke polisi.

9. Ahok bercerai dengan sang istri

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokIDN Times/ Istimewa

Ahok dan Veronica Tan mengikat janji suci pernikahan pada 6 September 1997 di Gereja Kristus Jemaat di kawasan Mangga Besar, Jakarta.

Setelah menikah, Ahok dan Vero dikaruniai 3 anak, yakni Nicholas Purnama, Nathania Purnama, dan Daun Albeenner Purnama. Setelah perceraian, hak asuh terhadap dua dari tiga anak ini jatuh ke tangan Ahok.

Semula pernikahan Ahok dan Vero berjalan mulus hingga akhirnya datang orang ketiga. Keberadaan orang ketiga ini dibenarkan oleh adik kandung Ahok, Fifi Lety Indra.

Menurutnya, Vero telah menjalin hubungan dengan orang ketiga ini sejak tujuh tahun lalu. Ahok bukannya tidak mengetahui hubungan ini. Bersama anaknya, Ahok bahkan pernah melabrak orang ketiga ini. Namun  hubungan Vero dan orang ketiga terus berlanjut. 

Pada Januari 2018, melalui kuasa hukumnya,  Ahok melayangkan gugatan cerai pada Vero ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Kemudian keduanya resmi bercerai pada 4 April 2018. 

10. Menikah dengan Polwan

Terpilih Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Rekam Kehidupan AhokInstagram.com/fdphotography90

Pada 25 Januari 2019, Ahok menikah dengan seorang Polwan bernama Puput Nastiti Devi. Sosok Polwan yang disebut sebagai istri Ahok itu adalah mantan ajudan Veronica Tan. Perempuan itu juga disebut kerap mendukung Ahok selama mendekam di Mako Brimob Kelapa Dua. 

Istri Ahok yang disapa Puput ini, diketahui sering mengantar makanan kepada Ahok selama di Rutan Mako Brimob.  

Baca Juga: Ayu Kartika Dewi, Staf Khusus Jokowi yang Pernah Bekerja untuk Ahok

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya