Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Pemulung hingga Pekerja Ternak Ayam Diterima di Sekolah Rakyat

IMG_20250710_142849.jpg
Sekolah Rakyat di Bekasi. (IDN Times/Imam Faishal)
Intinya sih...
  • Masyarakat bersyukur adanya Sekolah Rakyat yang membantu anak-anak dari keluarga ekonomi miskin untuk tetap bersekolah.
  • Orang tua siswa tidak terlalu khawatir saat anaknya harus tinggal di asrama.
  • Program unggulan Presiden Prabowo, Sekolah Rakyat, sangat membantu anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit seperti anak pemulung.

Bekasi, IDN Times - Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas atau unggulan Presiden Prabowo Subianto. Sekolah Rakyat akan serentak dimulai pada 14 Juli 2025 atau pada tahun ajaran 2025/2026.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, Sekolah Rakyat merupakan langkah pemerintah agar masyarakat dengan status ekonomi miskin dan miskin ekstrem dapat menyekolahkan anaknya.

"Jadi ini adalah programnya Bapak Presiden Prabowo memberikan kesempatan kepada anak-anak kita yang berpotensi putus sekolah atau tidak sekolah," kata Gus Ipul di Sekolah Rakyat Bekasi, Rabu, 10 Juli 2025.

1. Masyarakat bersyukur ada Sekolah Rakyat

IMG_20250709_141625.jpg
Sekolah Rakyat di Bekasi. (IDN Times/Imam Faishal)

Salah satu orang tua siswa, Hilmi, 36 tahun, mengungkapkan rasa bahagianya setelah anaknya dapat bersekolah di Sekolah Rakyat.

Sebab, Hilmi yang hanya sebagai ibu rumah tangga dan berjualan kecil-kecilan tidak mampu membiayai anaknya sekolah.

"Saya kebetulan sudah pisah. Terus dari pada nantinya anak saya di tengah jalan putus tidak bisa sekolah, lebih baik Sekolah Rakyat ini lebih bagus," katanya.

Hilmi juga tak khawatir dengan kondisi anaknya yang harus menetap di asrama selama proses pendidikan. Dia juga dapat menjenguk anaknya kapan pun selama tidak mengganggu kegiatan belajarnya.

"Sejauh ini masih bebas, bisa kapan aja jenguk. Pokoknya kita tidak ganggu anak sedang belajar aja," jelas orang tua single parent itu.

2. Tak khawatir anaknya tinggal di asrama

IMG_20250710_133033.jpg
Sekolah Rakyat di Bekasi. (IDN Times/Imam Faishal)

Orang tua lainnya, Asep, 49 tahun, juga tidak terlalu khawatir saat anaknya harus tinggal di asrama. Sebab, anaknya sudah merasakan mondok di pondok pesantren saat masih duduk di bangku SMP.

"Senang, alhamdulillah anak bisa sekolah lagi. Awalnya memang anak saya dari pesantren, jadi udah ada pengalaman kalau untuk mondok atau asrama kayak gini," ujar dia.

Asep juga mengatakan, jika tidak ada Sekolah Rakyat, kemungkinan anaknya tidak akan melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMA. Sebab, ia hanya sebagai pekerja di ternak ayam dengan upah Rp150 per minggu.

"Saya ngurus ayam, teman saya punya ternak ayam. Saya kan namanya cuma ngumpanin (kasih makan) doang, seminggu nya cuma dapat Rp150 ribu," ungkap Asep.

3. Anak pemulung belajar di Sekolah Rakyat

IMG_20250710_133004.jpg
Ruang kelas di Sekolah Rakyat Bekasi. (IDN Times/Imam Faishal)

Senada dengan yang lainnya, Naca, 49 tahun, yang merupakan pemulung di Bantargebang, Bekasi, juga sangat terbantu dengan program unggulan Presiden Prabowo Prabowo.

"Wah seneng banget, adanya Sekolah Rakyat ini, luar biasa buat saya. Jadi membantu, istilahnya orang yang tidak mampulah. Saya sebagai pemulung, kurang lebih sehari Rp60 ribu dapatlah," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us