27 Siswa SMA 1 Padang Panjang Positif COVID-19

Klaster pendidikan tak menghentikan belajar tatap muka

Padang, IDN Times - Sedikitnya 27 pelajar SMA Negeri 1 Kota Padang Panjang, Sumatra Barat (Sumbar), dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Dinas Pendidikan (Disdik) setempat berencana menutup seluruh aktivitas sekolah, karena sudah menjadi klaster penyebaran dan penularan virus corona.

“Semuanya pelajar. Kita sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk menutup sementara aktivitas di sekolah itu,” kata Kepala Disdik Kota Padang Panjang, Ali Tabrani, Rabu (8/6/2021).

1. Terdeteksi dari rapid antigen

27 Siswa SMA 1 Padang Panjang Positif COVID-19Ilustrasi Rapid Test Tim IDN Times (IDN Times/Herka Yanis)

Menurut Ali Tabrani, penemuan bermula saat rapid antigen pertama pada akhir Mei lalu. Dari total 251 pelajar yang mengikuti pemeriksaan, tiga orang pelajar di antaranya reaktif. Selebihnya dinyatakan non reaktif.

Atas permintaan dari orangtua, ketiga pelajar itu kemudian diisolasi di ruangan khusus yang ada di sekolah. Tiga hari berikutnya, dilakukan swab tes untuk memastikan status ketiga pelajar itu. Dan hasilnya tetap positif. 

“Dari tiga orang itu, 1 orang pelajar putra diisolasi di sekolah dan dua orang siswi putri ditangani dengan isolasi mandiri di rumah," sebutnya.

Baca Juga: 3 Klaster Sekolah Terjadi Jelang Mulainya Sekolah Tatap Muka Juli 2021

2. Sekolah dan Dinkes tracking masif

27 Siswa SMA 1 Padang Panjang Positif COVID-19Mongabay.co.id

Usai temuan kasus itu, pihak sekolah dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Padang Panjang melakukan tracking. Hasilnya, enam pelajar lain yang melakukan kontak erat juga diperiksa. Dua orang dari enam pelajar itu dinyatakan terinfeksi COVID-19. 

“Dari hasil tracking itulah kemudian ditemukan sebanyak 27 kasus di SMA Negeri 1 Padang Panjang,” ujarnya.

3. Tak menggangu belajar tatap muka sekolah lain

27 Siswa SMA 1 Padang Panjang Positif COVID-19Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Meski ada klaster di sektor pendidikan, namun Ali Tabrani menegaskan jika kasus itu tidak mengganggu proses belajar tatap muka di sekolah lain. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi kunci sekolah lain dan belajar tatap muka tetap dilanjutkan.

“Tidak mengganggu sekolah lain. Kalau SMP sekarang sedang ujian naik kelas. Itu tetap lanjut dengan prokes yang ketat, sedangkan sekolah yang kita tutup sementara itu yang sekolah sudah menjadi klaster,” tutupnya.

Baca Juga: 80 Persen Guru Palembang Sudah Vaksin, IDAI Beri Sinyal Tatap Muka 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya