Belajar di Rumah selama COVID-19, Mahasiswa Ini Buka Jasa Transkrip

Bisa meraup untung Rp200 ribu dalam satu hari

Jakarta, IDN Times - Pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia membuat sejumlah kegiatan dihentikan sementara. Salah satunya, kegiatan belajar dan mengajar di universitas. Sejumlah universitas sudah menerapkan sistem pembelajaran secara jarak jauh atau via online.

Situasi ini justru bisa dimanfaatkan seorang mahasiswi bernama Angel untuk terus produktif. Untuk mengisi waktu luangnya, dia membuka jasa transkrip dari bentuk audio menjadi teks.

Angel yang selama ngampus sering menjadi asisten dosen ini, memilih sampingan jasa transkrip karena aktivitas itu sudah biasa dikerjakannya. Saat menjadi asisten dosen, dia kerap diminta menstrankrip hasil wawancara sang dosen.

"Karena gabut, terus emang sekarang gak ngapa-ngapain. Sebelumnya aku part time, tapi karena COVID-19 ini, aku harus balik kampung dan lagi skripsian juga. Jadi aku buka jasa transkripan deh, baru satu minggu," kata Angel saat dihubungi IDN Times, Sabtu (18/4).

1. Dalam satu hari bisa mengerjakan dua sampai tiga transkrip

Belajar di Rumah selama COVID-19, Mahasiswa Ini Buka Jasa Transkripunsplash/Thought Catalog

Angel menjelaskan, pertama kali dia meminta bantuan teman-temannya untuk mempromosikan jasanya. Promosi itu dilakukan lewat media sosial Instagram. Tak disangka, pada hari itu juga ada yang berminat menggunakan jasanya.

"(Dalam satu hari) dua sampai tiga orang, itu yang nanya-nanya saja. Kalau ngerjain transkripan, satu orang tuh bisa minta dua sampai tiga transkrip," kata Angel.

2. Memasang harga Rp3 ribu per menit

Belajar di Rumah selama COVID-19, Mahasiswa Ini Buka Jasa TranskripIlustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Angel mengatakan, dia terinspirasi dari koleganya yang lebih dulu membuka jasa transkrip. Dia kata Angel, memasang harga Rp5 ribu per menit untuk setiap audio yang akan ditranskrip.

"Rp5 ribu itu kan agak mahal, jadi ya aku netapin aja Rp3 ribu. Kalau udah FGD atau audionya jelek, baru aku minta tambah," katanya.

Namun, Angel tetap membatasi para kliennya. Hal ini karena, saat ini tengah menyelesaikan skripsinya. Menurutnya, skripsi tetap menjadi prioritas utama.

"Karena ada satu orang yang minta kerjain satu sampai empat transkrip. Itu kan banyak, jadi aku takut gak kepegang. Terus satu transkrip tuh bisa satu jam sendiri," ucap Angel yang kuliah di salah satu Universitas swasta di Tangerang, Banten ini.

Baca Juga: Cegah COVID-19, Kampus di Jepang Gelar Wisuda Virtual Pakai Robot

3. Bisa meraup untung Rp200 ribu dalam satu hari

Belajar di Rumah selama COVID-19, Mahasiswa Ini Buka Jasa TranskripIlustrasi uang (IDN Times/Mela Hapsari)

Dalam satu hari, wanita berusia 21 tahun ini bisa meraup untung sekitar Rp200 ribu. Rata-rata, kliennya merupakan mahasiswa dan dosen.

Angel menceritakan, ketika dia menjalani kegiatan magang, seringkali diminta untuk menanskrip hasil wawancara. Hal itu juga yang memotivasi dirinya membuka jasa tersebut.

"Jadi yaudah, terlatih dari situ juga. Mungkin karena aku orangnya (suka) audio kali ya. Jadi suka dengerin, terus harus fokus juga kan bikin kayak gituan," ungkapnya.

Orangtua Angel mengapresiasi langkah yang dia lakukan. Angel sebenarnya ingin melaksanakan part time atau kegiatan magang lainnya. Namun karena pandemi COVID-19, keinginannya belum bisa terlaksana.

"Sebenarnya aku males juga. Cuma, kerena keingat oke dapet duit nih, ayo. Aku gak ngapa-ngapain, cuma di kamar doang, ayo kita lakukan sesuatu yang bikin duit," tutur wanita asal Manado, Sulawesi Utara ini.

4. Pasien positif virus corona di Indonesia tembus 6.000 kasus

Belajar di Rumah selama COVID-19, Mahasiswa Ini Buka Jasa TranskripJuru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona atau COVID-19 Achmad Yurianto (Dok. BNPB)

Perkantoran, sekolah, dan kampus hingga kini masih menyetop aktivitas tatap muka selama PSBB. Para karyawan, siswa, dan mahasiswa melakukan tanggung jawab mereka secara online.

Pembatasan demi social distancing dan physical distancing ini diterapkan di sejumlah daerah untuk menekan laju penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) di Tanah Air.

Juru bicara khusus pemerintah untuk penanganan virus corona, dr. Achmad Yurianto, mengatakan kasus positif virus corona di Indonesia kembali bertambah. Per Sabtu (18/4), jumlahnya mencapai 6.248. Data tersebut terhitung sejak 17 April 2020 pukul 12:00 WIB hingga 18 April 2020 pukul 12:00 WIB.

“Ada 325 kasus baru sehingga menjadi 6.248 kasus,” ujar pria yang akrab disapa Yuri itu ketika memberikan keterangan pers di Graha BNPB dan disiarkan secara daring melalui channel YouTube pada sore ini. 

Yuri menyampaikan pasien yang meninggal akibat virus corona di Indonesia juga meningkat. "Bertambah 15 orang sehingga kasus meninggal menjadi 535,” katanya. 

Ia juga menjelaskan jenazah dari kasus meninggal tidak akan menularkan virus corona. Sebab, pemakamannya dilakukan oleh orang-orang terlatih dan sesuai protokol.

"Ketentuan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan, oleh organisasi profesi, ketentuan yang dibuat oleh Kementerian Agama, oleh organisasi Majelis Ulama Indonesia mengatakan tidak ada alasan untuk menolak jenazah," ujarnya.

Lalu, Yuri juga menyampaikan perkembangan terkait pertambahan 59 kasus pasien COVID-19 yang berhasil sembuh. Dengan penambahan itu, maka jumlah pasien yang sembuh mencapai 631 orang.

"Untuk pasien sembuh bertambah sebanyak 24 orang sehingga total 631,” kata Yuri.

Yuri menjelaskan, pasien COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh telah benar-benar bebas dari virus tersebut. Sehingga, tidak perlu lagi muncul kekhawatiran tentang pasien sembuh dapat menularkan COVID-19. 

Baca Juga: Wajib Bayar Sewa Akomodasi, Ratusan Mahasiswa di Inggris Siap Protes

5. Pasien positif virus corona di Indonesia tersebar di 34 provinsi

Belajar di Rumah selama COVID-19, Mahasiswa Ini Buka Jasa TranskripIlustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Virus corona kini telah ditemukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan penyumbang terbanyak kasus virus corona yaitu sebanyak 2.924 kasus. Lalu, peringkat kedua diduduki oleh Jawa Barat 641 kasus dan dilanjutkan oleh Jawa Timur 555 kasus. 

Berikut ini data lengkap rincian penyebaran virus corona di 34 Provinsi di Indonesia :

1. Aceh 6 kasus
2. Bali 131 kasus
3. Banten 321 kasus
4. Bangka Belitung 6 kasus
5. Bengkulu 4 kasus
6. Yogyakarta 67 kasus
7. DKI Jakarta 2.924 kasus
8. Jambi 8 kasus
9. Jawa Barat 641 kasus
10. Jawa Tengah 329 kasus
11. Jawa Timur 555 kasus
12. Kalimantan Barat 21 kasus
13. Kalimantan Timur 54 kasus
14. Kalimantan Tengah 41 kasus
15. Kalimantan Selatan 92 kasus
16. Kalimantan Utara 50 kasus
17. Kepulauan Riau 79 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 55 kasus
19. Sumatera Selatan 84 kasus
20. Sumatera Barat 71 kasus
21. Sulawesi Utara 20 kasus
22. Sulawesi Tenggara 28 kasus
23. Sumatera Utara 79 kasus
24. Sulawesi Selatan 343 kasus
25. Sulawesi Tengah 24 kasus
26. Lampung 26 kasus
27. Riau 30 kasus
28. Maluku Utara 4 kasus
29. Maluku 17 kasus
30. Papua Barat 5 kasus
31. Papua 95 kasus
32. Sulawesi Barat 7 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 1 kasus
34. Gorontalo 4 kasus

Dalam Proses verifikasi di lapangan 26 kasus.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Kampus-kampus di Surabaya Siapkan Kuliah Daring

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya