Ini Alasan Penabrak Pengguna GrabWheels Hingga Tewas Tidak Ditahan

Benarkah pelaku merupakan anak dari pejabat DPD?

Jakarta, IDN Times - Seorang pengendara mobil menabrak tiga orang yang tengah menggunakan otopet listrik GrabWheels di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (10/11). Dua di antaranya meninggal akibat tabrakan itu.

Kasubdit Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Fahri Siregar menyatakan polisi telah menetapkan pengemudi berinisial DH menjadi tersangka.

Meski begitu, DH tidak ditahan. Apa alasannya?

1. Tidak ditahannya DH merupakan keputusan penyidik

Ini Alasan Penabrak Pengguna GrabWheels Hingga Tewas Tidak DitahanKasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Fahri menerangkan, setelah DH diperiksa dan ditetapkan sebagai tersangka, penyidik Polda Metro Jaya menilai tidak perlu menahan DH. Menurut penyidik, DH tidak akan melarikan diri serta tidak akan menghilangkan barang bukti.

''Sehingga, saya garis bawahi bahwa, tidak dilakukan penahanannya itu dikarenakan penyidik punya pertimbangan-pertimbangan yang tadi saya sampaikan," katanya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (14/11).

Awak media lantas bertanya apa yang membedakan peristiwa Apotek Senopati, Jakarta Selatan yang ditabrak oleh seorang pengendara berinisial PKH. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (27/10) lalu, dan menyebabkan satu orang meregang nyawa. PKH juga telah ditahan oleh pihak satuan lalu lintas wilayah (Satwil) Jakarta Selatan.

"Penyidik itu punya penilaian sendiri. Kalau kemarin yang Apotek Senopati kan ditangani Satwil Jakarta Selatan. Mungkin penyidik dari Satwil Jakarta Selatan menilai bahwa memang (PKH) perlu ditahan. Ini (Kasus DH) berbeda ya," jelas Fahri.

Meski tidak ditahan, kata dia, DH harus tetap wajib lapor selama dua kali dalam seminggu.

Baca Juga: Heboh Grabwheels, Dishub DKI akan Buat Aturan Penyitaan Skuter Listrik

2. Pengguna GrabWheels ditabrak di jalan raya

Ini Alasan Penabrak Pengguna GrabWheels Hingga Tewas Tidak DitahanIDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan hasil pemeriksaan, DH mengendarai mobil dengan keadaan dipengaruhi alkohol. Berdasarkan keterangan saksi juga, DH sebenarnya masih mampu mengendarai mobilnya. Akan tetapi, saat ingin menyalip kendaraan di depannya, DH tak mengetahui jika ada pengguna GrabWheels yang melintas.

"Dilihat dari kronologis, ada ketidakhati-hatian. Karena namanya menyalip kendaraan itu, apalagi di depan ada kendaraan," ujarnya.

"Kalau di sini kan ternyata ada kendaraan lain, yaitu otopet listrik yang akhirnya ketabrak," sambungnya.

3. Benarkah DH anak dari pejabat DPD?

Ini Alasan Penabrak Pengguna GrabWheels Hingga Tewas Tidak Ditahan(Ilustrasi pengguna otopet listrik) IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Tersangka DH dikabarkan merupakan anak dari salah satu pejabat Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Terkait hal itu, penyidik kata Fahri, hanya memperdalam terkait masalah kronologis kejadian.

"Siapa orangtuanya kan kita tidak memperdalami masalah itu. Yang kita dalami justru bagaimana kronologis kejadian itu terjadi," ucap Fahri.

"Seperti kayak kemarin, identifikasi awal kita tiga korban. Ternyata pada saat penyidikan, kita dapat info berkembang ternyata pada saat itu ada enam orang (korban)," sambung Fahri.

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi pada Minggu (10/11) lalu sekitar pukul 03.45 WIB. Saat tengah mengendarai mobilnya, DH berniat menyalip kendaraan mini bus yang ada di depannya. Namun, saat mau menyalip ke arah jalur sebelah kiri, DH justru menabrak enam pengguna otopet listrik GrabWheels.

Dua pengguna otopet listrik yakni Ammar (18) dan Wisnu (18) menjadi korban tewas. Kala itu, Ammar bersama Wisnu dan empat temannya yang lain yakni Bagus, Fajar, Wanda, dan Wulan menyewa tiga otopet listrik Grabwheels.

Baca Juga: Viral Otoped Listrik Rusak JPO, Dishub DKI Batasi Penggunannya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya