Korban Banjir Pejaten Timur Sempat Ngopi dan Ngerokok Sebelum Air Naik

Mereka sudah tahu bakal ada banjir

Jakarta, IDN Times - Luapan Sungai Ciliwung menyebabkan sebagian kompleks di perumahan kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, terendam banjir pada Jumat (26/4) pagi. Salah satu kompleks rumah warga yang terdampak banjir di wilayah itu, ialah RT005/RW008. Beberapa rumah di wilayah tersebut terendam banjir hampir mendekati ketinggian tiga meter.

Suryadi (54), warga yang tinggal di salah satu rumah kontrakan di kawasan itu, mengatakan warga setempat sudah mengetahui jika wilayahnya akan terkena banjir. Bahkan, banjir diakuinya sudah menjadi salah satu bencana yang biasa terjadi di lokasi tersebut.

"Saya sudah tinggal di sini sejak tahun 1987. Tapi, banjirnya sejak tahun 1995," ujar Suryadi saat ditemui IDN Times di lokasi, Senin (29/4).

Baca Juga: Korban Banjir Pejaten Timur: Bantuan Berkurang, Zaman Foke Berlimpah

1. Warga mengetahui info banjir dari BPBD DKI Jakarta

Korban Banjir Pejaten Timur Sempat Ngopi dan Ngerokok Sebelum Air NaikIDN Times/Axel Jo Harianja

Suryadi menjelaskan, seluruh warga setempat beserta dirinya sudah mengetahui bahwa akan ada potensi banjir di wilayah tersebut pada Jumat (26/4) lalu. Seluruh warga juga telah mendapat pesan singkat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengenai potensi banjir tersebut.

Ia mengaku, warga juga tidak ada yang panik dan sudah siap mengantisipasinya.

"Udah dapat SMS (tentang potensi banjir) dari BPBD. Warga juga buka Google ketinggian air itu udah berapa dan sebagainya," jelas Suryadi.

2. Air merambat secara bertahap

Korban Banjir Pejaten Timur Sempat Ngopi dan Ngerokok Sebelum Air NaikIDN Times/Axel Jo Harianja

Suryadi menuturkan, pada Jumat (26/4) lalu, luapan sungai Ciliwung mulai mengalir ke rumah warga sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Air merambat secara bertahap. Hal itulah yang membuat warga tidak mengalami kepanikan.

"Masih ada yang santai dulu. Ngopi, ngerokok, dan sebagainya. Kalau airnya langsung besar kayak banjir bandang, baru cepat-cepat ngungsi," tutur Suryadi.

3. Tidur di rumah yang medannya lebih tinggi

Korban Banjir Pejaten Timur Sempat Ngopi dan Ngerokok Sebelum Air NaikIDN Times/Axel Jo Harianja

Suryadi menceritakan, beberapa warga kala itu ada yang lebih memilih tetap bertahan di kediamannya. Hal itu disebabkan beberapa rumah sudah meninggikan bangunan rumah menjadi tingkat dua, bahkan tingkat tiga.

Suryadi, yang kesehariannya bekerja sebagai tukang bangunan, juga mengatakan bahwa ia dan beberapa warga lain mengungsi ke wilayah kompleks perumahan yang medannya lebih tinggi, saat banjir.

"Ya, tidur aja di pinggir jalan, di tempat yang lebih tinggi," ungkap Suryadi.

4. Berharap normalisasi sungai dilanjutkan

Korban Banjir Pejaten Timur Sempat Ngopi dan Ngerokok Sebelum Air NaikIDN Times/Axel Jo Harianja

Suryadi lantas menjelaskan bahwa dirinya tidak begitu mementingkan siapa yang memimpin Jakarta. Ia berharap, siapa pun pemimpinnya supaya lebih memperhatikan lokasi pemukiman warga yang selalu terkena dampak banjir. Salah satunya, dengan melanjutkan program normalisasi sungai.

"Saya kalau politik gak musingin, mas. Yang penting, gimana caranya banjir ini bisa ditanggulangi. Normalisasi saya pikir harus dilanjutkan," papar ia.

Diketahui, normalisasi sungai merupakan istilah untuk program mengembalikan lebar sungai di Jakarta dalam upaya mencegah dan mengatasi banjir pada masa pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, termasuk pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

5. Banjir sudah surut, warga dan petugas membersihkan lumpur

Korban Banjir Pejaten Timur Sempat Ngopi dan Ngerokok Sebelum Air NaikIDN Times/Axel Jo Harianja

Dari pantauan IDN Times, sejak pukul 12.00 WIB tadi, air yang sempat merendam wilayah tersebut sudah surut meski masih ada beberapa ruas jalan yang tergenang air sekitar 10 sentimeter. 

Warga setempat bersama petugas pemadam kebakaran sektor 9 Pasar Minggu pun ikut membersihkan lumpur-lumpur yang masih mengendap di sekitar rumah. 

Baca Juga: Kemensos Fokus Perlindungan Korban Bencana Banjir di Provinsi Bengkulu

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya