Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan Motifnya

Kelompok Anarko memiliki konsep buruh tak boleh diatur

Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal menyayangkan tindakan kelompok Anarko, saat peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di sejumlah daerah di Indonesia pada Rabu(1/5) kemarin.

"Kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Anarko, penyusup, dan lain-lain ini sangat disayangkan. Bahkan, elemen-elemen buruh sendiri yang melakukan upaya-upaya pencegahan. Upaya-upaya tindakan sementara, mengamankan dan menyerahkan kepada kami," kata dia di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (2/5).

1. Polisi akan menyelidiki motif dan aktor di balik tindakan kelompok Anarko

Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan MotifnyaKadivhumas Mabes Polri Mohammad Iqbal (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Iqbal mengungkapkan, pihaknya telah mengamankan sekitar 150 orang kelompok Anarko di Kota Bandung, dan puluhan di Surabaya dan Jakarta.

"Dan ini akan kami selidiki apa sebenarnya motif dan konsep dan siapa yang di belakang ini," kata dia.

Akan tetapi, kata Iqbal, jika nantinya saat penyelidikan tidak ditemui bukti-bukti perbuatan melanggar hukum, maka mereka semua akan dibina.

"Karena mayoritas ini adalah anak-anak kita, masih muda, tampang nya juga bersih-bersih," kata dia.

Baca Juga: Pagar Halte Tosari Dirusak Saat May Day, Polisi Bentuk Tim Khusus

2. Kelompok Anarko miliki konsep buruh tak boleh diatur

Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan MotifnyaKadivhumas Mabes Polri Mohammad Iqbal (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Iqbal menjelaskan kelompok anarko merupakan fenomena kelompok-kelompok yang memanfaatkan May Day. Mereka memiliki konsep bahwa buruh tak boleh diatur negara, pemerintah, maupun perusahaan atau pemilik dari perusahaan.

"Di Indonesia adalah negara hukum, ada undang-undang yang mengatur, ada serikat pekerja, ada undang-undang ketenagakerjaan, bahkan ada departemen yang mengatur itu. Nah, ini gak boleh mereka (kelompok Anarko) masuk," tutur dia.

Menurut Iqbal, Polri memiliki tugas melakukan pemeliharaan keemanan dan ketertiban masyarakat (kantibmas), melakukan penegakan hukum, serta wajib melakukan upaya paksa bila memang terbukti kelompok Anarko melawan hukum.

"Dan melakukan perlindungan dan pengayoman kepada mereka juga, karena siapa tahu mereka korban, dihasut, dan lain-lain. Kami akan lakukan pembinaan," kata dia.

3. Polri mengapresiasi buruh memperingati May Day dengan damai

Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan MotifnyaANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Meski diwarnai aksi dari kelompok Anarko, iqbal tetap mengapresiasi kelompok-kelompok buruh yang melakukan perayaan May Day kemarin dengan tertib, aman, dan damai.

"Seluruh Nusantara dari Sabang sampai Merauke dalam kondisi aman terkendali. Ini bukti bahwa masyarakat semakin dewasa, menyampaikan aspirasi tanpa mengganggu kepentingan umum," kata dia.

4. Doktrin Anarcho Syndicalism untuk menentang sistem yang berlaku

Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan MotifnyaIDN Times/Galih Persiana

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, kerusuhan pada peringatan May Day yang terjadi di beberapa daerah disebabkan kelompok yang memiliki pemahaman Anarcho Syndicalism.

"Kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan buruh seluruh di Indonesia relatif aman, tapi ada satu kelompok yang namanya Anarcho Syndicalism dengan simbol A. Ini bukan kelompok fenomena lokal, tapi fenomena internasional," kata Tito.

Tito menjelaskan, Anarcho Syndicalism merupakan doktrin yang diberikan kepada buruh untuk menentang sistem yang berlaku. Dalam doktrin ini menyebutkan, para pekerja tidak dapat diatur siapa pun.

"Pekerja itu lepas dari aturan-aturan, mereka menentukan sendiri, makanya disebut Anarcho Syndicalism," ujar Kapolri.

Tito menyebutkan, pemahaman Anarcho Syndicalism telah lama berkembang di berbagai negara, baik di Rusia, Eropa, Amerika Selatan, maupun Asia. Sedangkan di Indonesia, baru berkembang beberapa tahun terakhir.

"Kita lihat tahun-tahun lalu di Jogja, ada di Bandung. Sekarang juga ada Surabaya, ada di Jakarta, melakukan aksi kekerasan fandalism aksi coret-coret, ada yang merusak pagar jalan," ujar dia.

Karena itu, kata Tito, Polri akan melakukan tindakan secara tegas dan terukur atas kejadian tersebut. "Polri mengatasi hal itu kita pasti akan tegas, tapi kita minta pemetaan kelompoknya, kemudian kita lakukan pembinaan pada mereka," ucap ia.

5. KSPSI minta polisi usut kelompok Anarko

Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan MotifnyaIDN Times/Axel Jo Harianja

Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) sebelumnya meminta kepolisian mengusut tuntas soal kericuhan pada peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) di beberapa daerah.

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea menuding ada aktor intelektual di balik bentrokan dalam aksi May Day. Sebab, kericuhan yang menurutnya terjadi di lima provinsi itu, terjadi secara serentak.

"Pesan untuk Pak Kabareskrim, Bang Idham Aziz, ada kejadian di lima provinsi, termasuk di Bundaran HI dan Bandung, kami minta ditelusuri dengan cepat. Saya menilai ini pasti ada aktor intelektualnya, sebab bentrok ini terjadi dalam hari yang sama dan jam yang sama," kata Andi Gani di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/5).

Menurut Andi, bentrokan sudah terbilang rutin hampir setiap tahun dalam perayaan May Day. Tapi dia yakin kerusuhan tersebut bukan berasal dari pihaknya. Sebab, Andi mengatakan, pihaknya beserta serikat buruh lainnya sudah berikrar tidak akan ada letupan-letupan kerusuhan.

"Kami sudah berjanji dan bisa kami buktikan dengan tidak adanya kerusakan apapun," kata dia.

Andi pun meminta Polri segera menuntaskan kasus bentrokan yang terjadi di lima provinsi tersebut, yang disebutnya dapat diselesaikan kepolisian.

"Kami sangat percaya bahwa Polri bisa menyelesaikan kasus dan masalah ini dengan cepat," tutur dia.

6. Moeldoko perintahkan Kabareskrim usut kelompok Anarko

Muncul Kelompok Anarko saat Hari Buruh, Polisi Usut Aktor dan MotifnyaIDN Times/Axel Jo Harianja

Sementara, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menyatakan dirinya sudah meminta Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz agar menyelidiki kasus tersebut.

"Saya tadi sudah menyampaikan ke bapak Kabareskrim untuk didalami, ada apa ini. Namanya aja sudah serem, Anarko kan mendekati anarkis. Kami minta dalami siapa di belakangnya," ucap Moeldoko.

Setidaknya, ada beberapa bentrokan terjadi saat peringatan Hari Buruh Sedunia di beberapa tempat di Indonesia menurut Andi Gani. Dua di antaranya yang cukup menarik perhatian adalah di Bandung dan di Bundaran HI, Jakarta.

Baca Juga: KSPSI Minta Polisi Usut Kelompok Anarko

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya