Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Dekati Parpol dan Lapisan Masyarakat

Pimpinan JI seorang Insinyur dari Universitas ternama

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan jaringan teroris Jemaah Islamiyah mendekati partai politik (parpol) dalam menyebarkan pemahamannya.

"Itu (mendekati parpol) bagian dari pada new strategy-nya mereka. Mereka sudah mendesain pola-pola pergerakannya seperti itu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/7).

Tak hanya itu, lanjut Dedi, Teroris JI juga melakukan pendekatan terhadap semua lapisan masyarakat. "Mulai lapisan masyarakat kelas bawah, kemudian para intelektual, dan sebagainya," katanya.

1. Penyebaran paham JI tidak menggunakan kekerasan seperti halnya JAD

Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Dekati Parpol dan Lapisan MasyarakatIDN Times/Axel Jo Harianja

Dedi menjelaskan, dalam menyebarkan pemahamannya, JI tidak melakukan kekerasan yang seperti halnya yang dilakukan oleh kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), seperti halnya bom bunuh diri.

"Kalau pola-polanya JAD itu kan dia melakukan serangan-serangan aksi terorisme, sifatnya sporadis, baik itu suicide bomber maupun aksi serangan bom yang sifatnya terstruktur maupun serangan-serangan lainnya. Kalau JI sekarang dia kan jauh lebih berpengalaman dibanding JAD," jelas Dedi.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Lima Teroris Jaringan Jemaah Islamiyah

2. Pimpinan JI seorang insinyur dari Universitas ternama

Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Dekati Parpol dan Lapisan MasyarakatIDN Times/Axel Jo Harianja

Dedi mengungkapkan, PW yang merupakan pimpinan JI adalah seorang insinyur dari universitas ternama. Bahkan, PW memiliki latar belakang intelektual yang cukup tinggi.

"Dia seorang insinyur, dia seorang lulusan dari universitas ternama di Jawa, artinya konsep berpikirnya sudah yang komprehensif. Dia nggak mau lagi konsep berpikirnya kembali pada konsep berpikir yang konvensional," ungkap Dedi.

3. Teroris JI ingin kuasai Pulau Jawa

Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Dekati Parpol dan Lapisan MasyarakatIDN Times/Arief Rahmat

Dedi sebelumnya mengungkapkan, Organisasi teroris Jemaah Islamiyah berencana meluaskan wilayah penguasaannya.

"Sentralnya (penguasaannya) tetap (Pulau) Jawa. Pendukung-pendukungnya (dari) sisi ekonominya ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan NTB (Nusa Tenggara Barat)," ungkap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (12/7) lalu.

"PW sebagai amirnya (pemimpin JI) ternyata pengembangan organisasinya sudah semakin bagus," sambungnya.

Dedi menjelaskan, organisasi JI juga memiliki struktur jabatan tertentu. Diantaranya Deputi Umum hingga Bendahara. Untuk Bendahara sendiri diduga dari dua terduga teroris yang ditangkap di Magetan, Jawa Timur pada beberapa waktu yang lalu.

Tak hanya itu, pola rekrutmen JI kata Dedi, lebih tertutup. Peserta yang berhasil direkrut nantinya akan dilatih ke negara Suriah, hingga Irak. "Selama di sana, mereka mengikuti langsung praktek perang," kata Dedi.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menerangkan, PW juga melakukan propaganda lewas media sosial. Propaganda itu bertujuan untuk membentuk suatu opini mengenai JI.

Tak berhenti disitu saja, mereka juga melancarkan pendekatan kepada tokoh agama dan masyarakat. Selanjutnya, mereka akan mempersiapkan kekuatan rahasia yang disebut manajemen kekacauan dengan memolarisasi umat, hingga membentuk daulah.

"Dilihat dari perkembangan dinamika di masyarakat. Jika terjadi aksi demonstrasi, PW bakal membuat kekacauan," ucap dia.

4. Densus 88 tangkap terduga teroris di Magetan

Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Dekati Parpol dan Lapisan MasyarakatIDN Times/Sukma Shakti

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri kembali menangkap dua terduga teroris di kawasan Magetan, Jawa Timur. Brigjen Dedi mengatakan, keduanya merupakan satu keluarga. Sang ayah berinisial SA, 51, dan anaknya berinisial HA, 24. Mereka ditangkap pada Rabu (3/7) dini hari.

Selain itu, kedua terduga teroris tersebut diduga terlibat dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).

"Ini kaitannya dengan pengungkapan lima tersangka kelompok JI dengan amirnya yang ditangkap kemarin. Ini masih ada kaitannya," ungkap Dedi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).

PW, sang amir kelompok JI ditangkap pada Sabtu (29/6) lalu pukul 06.12 WIB di Hotel Jalan Raya Kranggan, Jati Raden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

PW juga telah menjadi target perburuan Densus 88 sejak tahun 2003. Untuk mengaburkan keberadaannya, PW memiliki sejumlah identitas lain. "Memiliki nama inisial yang cukup banyak. PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo selama yang bersangkutan memimpin JI ini," ujar Dedi.

"Dia pernah bergabung dengan kelompok Noordin M Top, kemudian dr Azhari dan kelompok yang lain," sambungnya.

Tersangka kedua lanjut Dedi, merupakan istri dari PW. Wanita berinisial MY itu kata Dedi, merupakan salah satu tersangka yang berhasil direkrut oleh PW. Kemudian, tersangka ketiga berinisial BS merupakan tangan kanan dari PW. MY dan BS juga ditangkap pada waktu yang sama seperti PW.

"Perannya BS ini sebagai penghubung antara Amir dengan orang-orang yang berhasil direkrut. Kemudian yang bersangkutan juga merangkap juga sebagai driver dari pada Amir. Salah satu orang kepercayaan Amir," jelas Dedi.

Tersangka keempat berinisial A, ditangkap pada Minggu (30/6) kemarin, sekitar pukul 11.45 WIB. A ditangkap di Perumahan Griya Sariah, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Kebalen, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Ini anggota dr PW dan juga orang kepercayaan PW yang membantu dalam pelaksaan tugas menggerakan organisasi JI yang ada di Indonesia," kata Dedi.

Dan yang terakhir, tersangka berinisial BT alias Haedar alias Feni alias Gani, ditangkap pada Minggu (30/6) kemarin di kawasan Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur (Jatim). "(BT) Sebagai penasehat dan asisten dari PW. Sebagai orang kepercayaannya juga untuk mengendalikan jaringan JI di Jatim," kata Jenderal bintang satu itu.

Baca Juga: 5 Anggota Jemaah Islamiyah Ditangkap, 2 di Antaranya Suami Istri

5. Pimpinan JI miliki perusahaan perkebunan kelapa sawit

Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Dekati Parpol dan Lapisan Masyarakatastra-agro.co.id

Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Dedi, PW memiliki perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera dan Kalimantan. Hingga saat ini, menurutnya, polisi masih mendalami perusahaan tersebut.

Bahkan, dari pendapatan perusahaan itu, PW memberikan gaji kepada para pejabat di dalam organisasinya. Hal itu dilakukan PW, untuk memperkuat perekonomian dalam rangka membangun negara khilafah di Indonesia.

"Masih di dalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini (pejabat) juga digaji, gaji besarannya Rp10-15 juta. Perkebunan sawit itu menghasilkan uang untuk membiayai aksi juga untuk membiayai organisasi dan juga untuk membiayai gaji daripada pejabat atau orang di dalam struktur Jaringan JI," papar Dedi.

Dedi menambahkan, JI merupakan organisasi teroris yang terstruktur. Salah satunya, JI pernah mengirimkan enam gelombang dari anggotanya ke Suriah untuk menjalani pelatihan militer. Pengiriman tersebut kata Dedi, juga menggunakan dana dari perusahaan kelapa sawit. "Untuk berapa orang yang dikirimkan, pihak kepolisian masih mendalami," sambung Dedi.

Selain itu, kelompok terorisme JI berafiliasi ke Al-Qaeda. Kelompok ini kata Dedi, terus menjalani pelatihan dan komunikasi dengan kelompok lainnya yang berada di Afghanistan, Filipina, Malaysia dan Thailand.

Baca Juga: Polri: Teroris Jemaah Islamiyah Ingin Kuasai Pulau Jawa

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya