Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyaknya Aktivitas Manusia Bisa Tingkatkan Potensi Sambaran Petir

IDN Times/Sukma Shakti

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab petir bisa menyambar. Sambaran petir terjadi karena ada beda potensial.

Beda potensial itu disebabkan karena adanya perbedaan dalam partikel ion. Apabila perbedaan ini semakin besar, potensi tersambar petir dapat terjadi.

"Kalau makin besar aktivitas beda, potensialnya maka kemungkinan si petir yang di awan terpancing itu dia nyari, mana nih lokasi yang beda potensialnya berbeda dengan dia," ujar Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Suaidi Ahadi kepada IDN Times, Senin (15/11/2021).

1. Pola sambaran petir kini tak hanya terjadi di daerah lereng

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Suhaidi menjelaskan, sebelum daerah perkotaan maju menjadi metropolitan, sambaran petir seringnya terjadi di daerah lereng, bergelombang. Tapi kini, sambaran petir kerap dijumpai di daerah perkotaan.

"Ketika kota berkembang menjadi kota megapolitan dan lain-lain, nah permukaannya itu menjadi potensi petir," katanya.

"Karena banyak aktivitas manusia, aktivitas medan listrik, aktivitas lainnya di gedung, bentuk gedungnya begitu (beragam), yang mengaktivasi tingkat kerawanan petir," sambungnya.

2. Penyebab terjadinya petir

Ilustrasi hujan dan sambaran petir, IDN Times/ istimewa

Suadi menjelaskan, petir menyambar objek tertentu karena beda potensial. Hal itu dipengaruhi adanya partikel ion untuk benda statis.

"Untuk terjadinya petir harus ada aerosol kalau di udara yang kotor, sehingga partikelnya ionnya jadi lebih radikal. Biasanya petir itu mau hujan atau pas hujan, karena memang partikel ionnya di atmoster sedang radikal-radikalnya, karena ada angin dan lain-lain," ucapnya.

Menurutnya, petir tak hanya menyambar permukaan lebih tinggi saja. Petir menyambar permukaan bidang apa saja tergantung beda potensialnya.

Apabila ada beda potensial yang tinggi, petir bisa langsung menyambar objek tersebut.

"Misalnya datar, lapang tapi di situ ada aktivitas beda potensial, itu mengundang petir, contoh di lapangan, di sawah, terus misalnya ada kumpulan pohon kelapa, kenapa pohon kelapa ini saja yang kena, itu karena beda potensial di pohon kelapa itu sedang besar-besarnya. Mungkin dia sama angin lebih atraktif dan lain-lain," katanya.

3. Cara pasang penangkal petir yang baik

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Suaidi menjelaskan, dalam satu komplek itu tidak harus setiap bangunannya dipasang penangkal petir, lebih baik menggunakan sistem integrasi petir terpadu dalam satu blok.

"Misalnya satu komplek setiap gedungnya dipasang penangkal petir, padahal gak gitu, harusnya satu komplek itu dibikin sistem integrasi petir terpadu," katanya.

Selain itu, sebelum memasang penangkal petir juga harus melihat historinya terlebih dahulu. Seberapa kuat petir yang pernah terjadi di daerah tersebut.

"Historikal petirnya gimana, baru kita hitung secara matematis arden nolnya di mana dan baru kita pasang dengan benar," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us