Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Mohammad Hatta (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Tercatat dalam sejarah, Bapak Proklamator RI Muhammad Hatta atau Bung Hatta merupakan Bapak Koperasi Indonesia. 

Dilansir dari Bung Hatta dan Ekonomi Kreatif karya Anwar, Bung Hatta menjadikan koperasi sebagai usaha untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial yang sesuai dengan perekonomian rakyat. Berkat jasa-jasanya, Bung Hatta juga disebut sebagai "Bapak Kedaulatan Rakyat dan Bapak Ekonomi Rakyat". 

Begitu pentingnya kehadiran koperasi di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Karena itu, pemerintah menetapkan 12 Juli sebagai Hari Koperasi Nasional (Harkopnas).

1. Awal mula koperasi di Indonesia

Dilansir dari Kemendikbud, sejarah koperasi di Indonesia bermula pada 1895, saat Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah bank untuk para pegawai negeri (priyayi).

Bank tersebut bertujuan untuk menolong para pegawai pribumi yang makin menderita, karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga tinggi. 

Kemudian bank tersebut dikembangkan oleh seorang asisten residen Belanda De Wolf Van Westerrode yang menganjurkan untuk mengubah bank itu menjadi koperasi.

Sehingga pada 1896 berdirilah Bank Simpan Pinjam dan Kredit Pertanian Purwokerto, sebagai perwujudan gagasan membangun koperasi yang juga mencakup desa-desa, dikutip dari Buku Ajar Ekonomi Koperasi karya Sattar.

Namun, Indonesia baru mengenal Undang-Undang Koperasi pada tahun 1915, saat itu peraturannya masih sama dengan Undang-Undang Koperasi Belanda. Hingga pada 1930 didirikan Jawatan Koperasi yang dipimpin oleh Prof. J.H. Boeke. 

Kongres gerakan koperasi se-Jawa pertama diselenggarakan pada 12 Juli 1947 di Tasikmalaya. Menghasilkan pembentukan Sentral Organisai Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI), menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi, dan menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi. 

Namun, akibat terkanan dari berbagai pihak termasuk Agresi Belanda, menjadikan keputusan Kongres pertama belum dapat dilaksanakan dengan baik. Sehingga, dilakukan Kongres kedua pada 12 Juli 1953 di Bandung.

Kongres tersebut menghasilkan pembentukan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti SOKRI, menetapkan pendidikan koperasi sebagai mata pelajaran sekolah, mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia, dan membuat undang-undang koperasi baru. 

 

2. Tujuan Koperasi di Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di