Pejabat CIA Dilaporkan Bahas Penculikan Julian Assange

Pengacara Assange menilai tindakan saat itu keterlaluan

Jakarta, IDN Times - Sebuah laporan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa seorang pejabat senior CIA era pemerintahan Presiden AS saat itu, Donald Trump, telah membahas penculikan dan pembunuhan terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Pengacara Assange menilai tindakan tersebut dianggap sangat keterlaluan.

1. Pihak CIA menolak memberikan pernyataan atas masalah tersebut 

Dilansir dari The Guardian, pejabat senior CIA selama pemerintahan Trump ungkap pada Senin (27/9) waktu setempat telah membahas penculikan dan pembunuhan terhadap Assange.

Diskusi tentang penculikan dan pembunuhan Assange terjadi pada tahun 2017 lalu, ketika aktivis asal Australia yang buron saat itu memasuki tahun kelimanya berlindung di Kedutaa Besar Ekuador di Inggris.

Direktur CIA saat itu, Mike Pompeo, dan pejabat tingginya sangat marah tentang publikasi WikiLeaks mengenai "Vault 7", satu set alat peretasan CIA, pelanggaran yang dianggap agen tersebut sebagai kehilangan data terbesar dalam sejarahnya.

Pompeo dan kepemimpinan CIA benar-benar terlepas dari kenyataan karena mereka
sangat malu dengan Vault 7.

Beberapa pejabat senior di dalam CIA dan pemerintahan Trump bahkan meminta sketsa atau opsi untuk membunuh Assange. Setelah laporan pengungkapan itu dibuka, pihak CIA masih menolak berkomentar sampai saat ini.

Penculikan atau pembunuhan seorang warga sipil yang dituduh menerbitkan dokumen yang bocor, tanpa adanya kaitan dengan terorisme, dinilai akan memicu kemarahan global.

Mantan Menteri Luar Negeri AS juga menyebut WikiLeaks sebagai layanan intelijen bermusuhan non-negara.

Dalam laporan tersebut mengatakan itu adalah penunjukan yang signifikan, karena menyiratkan lampu hijau untuk pendekatan yang lebih agresif terhadap kelompok pro-transparan oleh agen CIA, yang dapat memperlakukannya sebagai organisasi spionase musuh.

2. Selain itu, pejabat AS juga dilaporkan mengambil informasi intelijen yang menunjukkan rusia berencana menyelundupkan Assange keluar dari Inggris 

Baca Juga: Ekuador Cabut Status Kewarganegaraan Julian Assange

Pada tahun 2017 lalu, Assange tinggal di Kedutaan Besar Ekuador di Inggris. Di sana, dia telah berlindung sejak 2012 lalu, setelah jaksa Swedia membuka penyelidikan atas dirinya menyusul tuduhan pemerkosaan dan pelecehan.

Assange telah mengklaim bahwa jika dia diekstradisi ke Swedia untuk diinterogasi, dia akan dikirim ke AS, di mana dia mengatakan akan menghadapi penganiayaan.

Ia telah didakwa di AS dengan pelanggaran terkait publikasi WikiLeaks mengenai ribuan kabel diplomatik rahasia AS.

Selain itu, pejabat AS juga dilaporkan mengambil informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Rusia berencana menyelundupkan Assange keluar dari Inggris menuju Rusia, yang mendorong pencarian cara untuk memastikan bahwa dia tidak akan melarikan diri.

Di antara skenario yang mungkin untuk mencegah pelarian adalah terlibat dalam baku tembak dengan agen Rusia di jalan-jalan sekitar wilayah London, Inggris, serta menabrak mobil yang akan diselundupkan Assange.

Pada akhirnya, rencana pembunuhan tersebut dibatalkan karena masalah hukum di tingkat tertinggi pemerintahan Trump serta laporan itu juga menggambarkan kekhawatiran bahwa penculikan akan menggagalkan upaya AS untuk menuntut Assange.

Pihak berwenang Inggris menangkap Assange pada April 2019 lalu setelah Ekuador mencabut perlindungan suakanya.

Dia ditahan di penjara Belmarsh di London, karena seorang hakim Inggris pada bulan Januari 2021 lalu menolak permintaan AS untuk ekstradisinya.

3. Jaksa AS menuduh Assange melakukan pelanggaran di bawah UU Spionase  

Pejabat CIA Dilaporkan Bahas Penculikan Julian AssangeIlustrasi palu pengadilan. (Pixabay.com/succo)

Pengacara Assange di AS, Barry Pollack, mengatakan sebagai warga negara AS, dirinya merasa sangat keterlaluan bahwa pemerintah AS saat itu akan mempertimbangkan penculikan atau pembunuhan seseorang tanpa proses peradilan hanya karena dia telah mempublikasikan informasi yang benar.

Ia menambahkan harapannya adalah pengadilan Inggris akan mempertimbangkan
informasi ini serta selanjutnya akan memperkuat keputusannya untuk tidak mengambil keputusan mengekstradisi ke AS.

Trump angkat bicara mengenai permasalahan ini dan mengatakan bahwa laporan itu sepenuhnya salah serta tidak pernah mempertimbangkan untuk membunuh Assange.

Jaksa AS menuduh Assange telah melakukan pelanggaran di bawah Undang-Undang
Spionase yang berusaha membantu rekannya, Chelsea Manning, dalam meretas jaringan komputer militer untuk mendapatkan dokumen rahasial, mencoba membantu mantan analis militer AS, dan bersekongkol untuk mendapatkan dan menerbitkan dokumen rahasia yang melanggar Undang-Undang Spionase.

Penggunaan undang-undang tersebut dalam kasus ini dikritik habis-habisan oleh kelompok-kelompok HAM yang menunjukkan bahwa undang-undang tersebut membuka pintu untuk penggunaannya terhadap jurnalis investigasi padaumumnya, yang sebagian besar pekerjaannya berkisar pada memperoleh dan menerbitkan informasi yang lebih suka dirahasiakan oleh pemerintah.

Baca Juga: Pengadilan Inggris Tak Jadi Ekstradisi Julian Assange ke AS

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya