Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cuaca dan Iklim Ekstrem Melonjak, BMKG Gelar Sekolah Lapang Nasional

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang serentak secara nasional sebagai upaya mewujudkan ketahanan terhadap bahaya akibat kondisi cuaca, iklim, dan bencana.

"Sekolah lapang tersebut dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan, kesejahteraan dan keselamatan masyarakat khususnya di masa pandemi atau di masa adaptasi kebiasaan baru," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (15/9/2020).

Sekolah Lapang BMKG terdiri dari Sekolah Lapang Cuaca Nelayan, Sekolah Lapang Geofisika, dan Sekolah Lapang Iklim. Acara tersebut dibuka oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri pada Senin 14 September 2020 melalui video konferensi.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama antara BMKG dengan Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan pada 25 November 2019 di BMKG.

1. Sekolah Lapang bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi di masa pandemik

IDN Times/ Muchammad Haikal

Dwikorita mengatakan, kegiatan Sekolah Lapang juga untuk mendukung pemulihan ekonomi di masa pandemik COVID-19. Melalui peningkatan kapasitas masyarakat, khususnya petani, nelayan, serta komunitas penggiat dan pemangku kepentingan, dalam memahami cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami.

"BMKG sebagai lembaga pemerintah harus mampu mengambil peran penting untuk memberikan solusi demi meningkatkan ketahanan masyarakat dari berbagai ancaman bencana hidrometeorologi dan geofisika, serta dari ancaman yang mengganggu ketahanan pangan akibat dampak dari kondisi cuaca dan iklim," katanya.

2. Melonjaknya kejadian cuaca dan iklim ekstrem mengancam keberlangsungan hidup manusia

Ilustrasi petani menanam padi. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Dwikorita melanjutkan, melonjaknya kejadian-kejadian cuaca dan iklim ekstrem serta kejadian gempa bumi beberapa tahun terakhir, dapat mengancam keberlangsungan kegiatan pertanian, pelayaran. Bahkan keselamatan bagi masyarakat, sehingga tidak bisa diabaikan, lanjutnya.

"Kami berupaya keras agar para petani, para nelayan, dan masyarakat secara umum mampu bertahan dengan tetap produktif, sehat dan selamat, dengan beradaptasi terhadap kondisi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami," kata Dwikorita.

3. BMKG menargetkan 3.600 Sekolah Lapang pada 2020-2021

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dwikorita berharap, melalui Sekolah Lapang BMKG pemanfaatan informasi BMKG bisa lebih optimal dan mengurangi kesalahpahaman serta kesalahan interpretasi. Sehingga, dapat terbangun sikap atau budaya siaga tanggap bencana pada masyarakat dan sekolah yang berada di wilayah potensi bencana tektonik ataupun bencana hidrometeorologi.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan untuk 2020-2021 sendiri BMKG menargetkan terlaksananya Sekolah Lapang Iklim sebanyak 3.600 peserta di 54 lokasi, Sekolah Lapang Cuaca Nelayan sebanyak 4.300 peserta di 38 lokasi, dan Sekolah Lapang Geofisika sebanyak 3.900 peserta di 30 lokasi yang tersebar di 34 provinsi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us